Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dialog Papua Jakarta: Sarana Mencari Solusi Konflik di Papua

5 September 2014   17:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409888710325739399

[caption id="attachment_322448" align="aligncenter" width="550" caption="Dialog Demi Perdamaian Papua. Sumber: Kompas.com + ilustrasi penulis"][/caption]

Pentingnya Dialog Jakarta-Papua sudah dikumandangkan sejak Maret 1999. Berbagai cara dan media telah digunakan selama lima tahun untuk memberikan pemahaman yang benar tentang konsep, makna, tujuan, dan prasyarat Dialog Jakarta-Papua.

Hasilnya cukup menggembirakan. Banyak pihakdiTanah Papua telah menerima proposal dialog. Hal ini terbukti padasemakin banyak pihak yang kini menyuarakan pentingnya dialog demi terwujudnya Papua yang damai-sejahtera.

Sekalipun demikian, masih ada sejumlah pihak yang hingga kini belum memahami secara benar tentang makna dan peranan Dialog Jakarta-Papua dalam rangka penyelesaian masalah Papua. Bahkan masih ada orang-orang yang mempunyai pengertian yang sama sekali keliru tentang Dialog Jakarta-Papua. Oleh sebab itu, artikel ini ditulis untuk menegaskan kembali makna yang sebenarnya dari Dialog Jakarta-Papua.

Dialog Sebagai Media Perdamaian

Sebuah dialog digunakan sebagai media atau sarana untuk membahas dan menyelesaikan suatu masalah secara bermartabat dan tanpa kekerasan. Dalam dialog, semua peserta yang hadir saling menerima keberadaannya, saling menghormati martabat kemanusiannya, saling membuka diri terhadap sesama, saling menyampaikan pendapatnya tanpa mengancam, dansaling mendengarkan dan memahami satu sama lain. Hanya dialog yangbisa memungkinkan semua pihak yang bertikai atau berperang untuk bertemu guna mencari dan menemukan solusi atas berbagai persoalan.

Demikian pula Dialog Jakarta-Papua yang kini diperjuangkan oleh banyak pihak, baik di Tanah Papua maupun di berbagai Provinsi di Indonesia, dipahami sebagai sarana atau media untuk menyelesaikan masalah Papua.

Dialog Jakarta-Papua diperlukan sebagai sarana atau wadah bagi para pihak yang bertikai selama ini yakni pemerintah dan OPM, untuk bertemu, duduk bersama, dan membahas dengan kepala dingin dan hati tenang, semua persoalan dan menetapkan solusi-solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.

Tentu dengan mengedepankan dialog sebagai media atau sarana, maka semua pemangku kepentingan dapat melibatkan diri dalam upaya mencari solusi yang komprehensif atas masalah Papua. Pemangku kepentingan yang dimaksudkan disini mencakup orang asli Papua, semua penduduk Papua, Pemerintah Pusat, TNI, Polri, perusahan asing dan domestik yang mengeksploitasi SDA di Tanah Papua, pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten, dan perwakilan orang Papua yang hidup di luar negeri.

Paradigma Yang Menyesatkan

Mesti diakuibahwa masih ada juga pandangan yang menyesatkan, bahkan sangat berbahaya, dimana Dialog Jakarta-Papua dipandang sebagai ancaman terhadap integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Tujuan Dialog Jakarta-Papua dipahamisecara salahyakni untuk memisahkan Papua dari NKRI. Dengan demikian, Dialog Jakarta-Papua secara keliru dipandang sebagai ancaman terhadap Republik Indonesia.

Atas dasar pemahaman yang keliruini, maka semua orang Papua yang mendukung dan memperjuangkan Dialog Jakarta-Papua, secara tidak langsung ditempatkan dan dicurigai sebagai pihak-pihak yang sedang memperjuangkan pemisahan Papua dari Indonesia atau separatis. Maka mereka diposisikan sebagai musuh Negara Indonesia. Sementara mereka yang tidak mendukung Dialog Jakarta-Papua sebagai Warga Negara Indonesia (WNI)yang setia mempertahankan Integritas wilayah Indonesia.

Akibat dari pandangan yang menyesatkan itu, semuaorang Non-Papua seperti Orang Jawa, Sulawesi, Kalinmantan, Nusa Tenggara, Sumatera, yang mendukung proposal Dialog Jakarta-Papua juga dapat dicurigai sebagai pendukung gerakan separatisme Papua. Mereka tidak dilihat lagi sebagai waraga Negara Indonesia, melainkan dicurigai sebagai separatis yang mengancam integritas wilayah NKRI. Oleh sebab itu pandangan yang keliru ini dapat membahayakan bagi semua pendukung Dialog Jakarta-Papua.

Dialog Bukan Ancaman Terhadap NKRI

Dialog Jakarta-Papua tidak mengancam pihak manapun. Juga tidak memecahbelah keutuhan wilayah NKRI. Dialog justru dapat memperkokoh Integritas Republik Indonesia. Melalui dialog, semua WNI dapat diajak untuk menggumuli masalah kebangsaan.

Hanya dalam dialog berbagai permasalahan yang melatarbelakangi tuntutan Papua Merdeka atau referendum dapat diidentifikasi secara obyektif, dengan tenang dan bebas. Hanya melalui Dialog Jakarta-Papua, para pihak dapat melakukan komunikasi yang konstruktif dan bersama-sama menetapkan solusi-solusi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Oleh sebab itu, sangat tidak masuk akal apabila Dialog jakarta-Papua digunakan sebagai ancaman dalam memperjuangkan RUU Pemerintahan Papua.Pemeritah Pusat seakan-akan bisa ditekan, dengan mengancam ” kalau tidak terima RUU Pemerintahan Papua, maka rakyat akan menuntut Dialog Jakarta-Papua untuk Papua merdeka ”.Ancaman seperti ini hanya memperlihatkan pemahaman yang keliru tentang Dialog Jakarta-Papua.

Pemerintah Pusat tentunya tidak takut terhadap ancaman ini karena para pejabat tinggi di Jakarta mengetahui secara benar bahwa Dialog Jakarta-Papua adalah sarana atau media untuk mengidentitifikasi semua permasalahan dan menetapkan secara bersama solusi-solusi yang dapat diterima oleh semua pihak untuk mengatasi berbagai permasalahan di Tanah Papua. Mereka tahu bahwa Dialog Jakarta-Papua tidak ada kaitannya dengan referendum atau Kemerdekaan Papua Barat.

Sebab itu semua pihak dimohon untuk mendorong Dialog Jakarta-Papua sebagai sarana terbaik demi menciptakan perdamaian dan mempercepat pembangunan di Tanah Papua. Kita perlu menghindari penyalahgunaan Dialog Jakarta-Papua sebagai ancaman, karena seyogyanya dialog tidak mengancam siapa pun.

Itulah sebabnya, demi Papua Tanah damai, dialog Jakarta-Papua harus mau dijadikan sebagai misi bersama, yang harus segara dihayati oleh Jakarta-Papua dalam menciptakan perdamaian dan mempercepat pembangunan di Tanah Papua. Kita perlu menghindari penyalahgunaan Dialog Jakarta-Papua sebagai ancaman, karena seyogyanya dialog tidak mengancam siapa pun. Jokowi, koo bikin dialog segera!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun