Dewan Perwakilan Daerah (DPD) KNPI Papua siap melaksanakan kongres. Hal itu dikatakan Ketua DPD KNPI Papua Max ME Olua dalam konfrensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (14/1) sore. Dia mengatakan, saat Sumpah Pemuda tahun 1928 tidak ada Jong Papua. "Dengan pelaksanaan kongres pemuda di Papua maka akan semakin merekatkan pemuda Papua di NKRI. Kongres ini merupakan jawaban sumpah pemuda," katanya. Kongres nanti sekaligus merupakan suksesi kepemimpinan KNPI. KNPI Papua berharap proses suksesi kepemimpinan KNPI Nasional berjalan lancar. "Papua hanya sebagai pelaksana. Teknis suksesi kepemimpinan merupakan wewenang DPP KNPI," katanya.
Sementara itu, Ketum DPP KNPI Taufan bertemu untuk melaporkan persiapan kongres KNPI ke-14, 24-28 Februari 2015, di Jayapura, Papua, sekaligus mengundang Wapres untuk hadir dalam pembukaan kongres tersebut. Dalam keterangan pers, Senin (23/2/2015), Ketua KNPI Taufan Rotosariko mengatakan Wapres Jusuf Kalla minta KNPI mendorong kemandirian pemuda, terutama di bidang ekonomi, agar kiprah pemuda dalam segala bidang bisa lebih optimal dan independen.
"Kongres KNPI di Papua punya arti dan makna yangpenting dalam perjalanan sejarahdan peran perjuangan pemuda Indonesia. Konggres ini melengkapi Sumpah Pemuda yang dideklarasikan tahun 1928,"ujar Taufan E.N Rotorasiko, Ketua Umum DPP KNPI 2011–2015. Taufan mengungkapkan hal itu saat menyaksikan sosialisasi penyelenggaraan Kongres ke XIV KNPI oleh volunteer yang berlangsung di bundaran HI, Jakarta, Minggu (8 Februari 2015).
Sambut ritual muda-mudi di Tanah Papua, anak sulung dari tokoh kharismatik Papua Theys Eluay (Boy Eluay) juga mengatakan bahwa dirinya sangat bangga kalau Kongres Pemuda Indonesia bisa di laksanakan di Papua khususnya di tanah Tabi (Jayapura), untuk itu dirinya menegaskan agar semua Pemuda yang ada di Papua tidak membawa nama- nama Pemuda Papua untuk kepentingan pribadi atau golongan dalam Kongres tersebut. Lanjut Boy, kongres kali ini merupakan pelengkap dari ikrar seluruh Jong (Pemuda) yang pernah di ikrarkan pada 28 oktober 1928 silam.
Pada Silaturrahim Nasional (Silatnas) DPP KNPI di Bandung telah dilaksanakan 16-17 Februari 2015, memunculkan empat nama kandidat calon ketua umum yang akan bertarung pada kongres pemuda KNPI ke-14 di Jayapura, Papua, 24-28 Februari 2015. Namun, kandidat calon ketua umum DPP KNPI mungkin akan bertambah lagi nanti saat kongres nasional berlangsung di Jayapura, Papua.
Eempat kandidat tersebut adalah M Rivai Darus adalah Direktur Eksekutif Papua Corruption Watch (PCW), Arif Musthofa mantan ketua PB HMI periode 2008-2010, Ahmad Sahroni anggota DPRD DKI dan pengusaha Migas, dan M Guntur merupakan ketua umum OKP Ikatan Pemuda Tarbiyah Islamiyah dan anggota DPRD DKI.
Mereka Yang Hadir dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Sebagaimana diuraikan pada laman Wikipedia, Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. [3] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Terkait sejarah Sumpah Pemuda, Ramses Ohee (tokoh Indonesia di Papua) pernah berkisah bahwa kedua orangtuanya, Abner Ohee dan Orpa Pallo ikut dalam Kongres Pemuda II tahun 1928. Mereka diutus oleh Sultan Tidore dan masuk dalam kumpulan Jong Ambon, karena pada waktu itu Tanah Papua masuk dalam kerajaan Kesultanan Tidore.
Namun, dari arsip yang dilansir berbagai sejarawan hingga daftar nama-nama peserta kongres, nama orang Papua trada didalamnya. Dilansir sumpahpemuda, teks Soempah pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta Kongres :
- Abdul Muthalib Sangadji
- Purnama Wulan
- Abdul Rachman
- Raden Soeharto
- Abu Hanifah
- Raden Soekamso
- Adnan Kapau Gani
- Ramelan
- Amir (Dienaren van Indie)
- Saerun (Keng Po)
- Anta Permana
- Sahardjo
- Anwari
- Sarbini
- Arnold Manonutu
- Sarmidi Mangunsarkoro
- Assaat
- Sartono
- Bahder Djohan
- S.M. Kartosoewirjo
- Dali
- Setiawan
- Darsa
- Sigit (Indonesische Studieclub)
- Dien Pantouw
- Siti Sundari
- Djuanda
- Sjahpuddin Latif
- Dr.Pijper
- Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
- Emma Puradiredja
- Soejono Djoenoed Poeponegoro
- Halim
- R.M. Djoko Marsaid
- Hamami
- Soekamto
- Jo Tumbuhan
- Soekmono
- Joesoepadi
- Soekowati (Volksraad)
- Jos Masdani
- Soemanang
- Kadir
- Soemarto
- Karto Menggolo
- Soenario (PAPI & INPO)
- Kasman Singodimedjo
- Soerjadi
- Koentjoro Poerbopranoto
- Soewadji Prawirohardjo
- Martakusuma
- Soewirjo
- Masmoen Rasid
- Soeworo
- Mohammad Ali Hanafiah
- Suhara
- Mohammad Nazif
- Sujono (Volksraad)
- Mohammad Roem
- Sulaeman
- Mohammad Tabrani
- Suwarni
- Mohammad Tamzil
- Tjahija
- Muhidin (Pasundan)
- Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
- Mukarno
- Wilopo
- Muwardi
- Wage Rudolf Soepratman
- Nona Tumbel
Catatan: Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang yaitu :
- Kwee Thiam Hong
- Oey Kay Siang
- John Lauw Tjoan Hok
- Tjio Djien kwie
Pelengkap atau Pelurusan Sejarah?
Semenjak sumpah pemuda Indonesia 1928, dimana pada tahun tersebut para wakil dari berbagai daerah dan organisasi ambil bagian. Diantaranya, (PPPI), (Jong Java), (Jong Sumateranen Bond), (Jong Bataks Bond), (Jong Islamieten Bond), (Pemoeda Indonesia), (Jong Celebes), (yong Ambon), (Pemoeda Kaoem Betawi), Trada Jong Papua.
Trus, Tanah Papua akan menyambut anak-anak muda dari belahan Indonesia pada 24-28 Februari 2015 bertepatan dengan kongres ke-14 organisasi yang bernama Komite Pemuda Nasional Indonesia. Ritual pemuda itu di gadangkan sebagai ajang pelengkap pemuda. Menurut Panitia, kongres KNPI di Jayapura dihadiri sekitar 2.000 peserta, terdiri dari pengurus DPP, DPD tingkat I dan II, KNPI luar negeri, serta perwakilan OKP.
Sebelum kongres digelar, pemuda pemudi tra bicara globalisasi yang melilit Tanah Papua dan Indonesia seluruhnya seperti Freeport yang nyata menjajah, tapi mereka lebih pilih bicara soal status kepemudaan dalam sumpah pemuda. Paling tidak, kurang lebih 87 tahun lamanya (1928-2015) status Jong Papua disematkan pada NKPI yang kini didesuskan sebagai pelengkap sumpah pemuda. Jadi, bukan soal status pemberian pajak rendahan/recehan dari Freeport yang mereka bicarakan, tapi status dalam sumpah pemuda.
Sejarah jangan dipalsukan, tapi patut dihargai. Mau di coret sana-sini pun sejarah ya tetap sejarah. Suharto sudah bikin celaka banyak sejarah di Indonesia ini melalui pemberangusan sejarah yang asli dan memanfaatkan dunia pendidikan apalagi kaum muda mudi untuk mendidik generasi palsu sejarah. Jadi, sampai kapanpun, PAPUA BUKAN BAGIAN DARI SUMPAH PEMUDA INDONESIA 1928, titik!
Baca juga: Kaum Muda Proposal, Sumpah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H