Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Demo BBM atau Tidak Jalan Raya Tetap Macet

19 Juni 2013   23:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:44 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagian media masa cetak, maupun elektronik dan Radio merilis berita macet akibat demo rakyat dan mahasiwa akhir akhir ini. Padahal, sebut saja Jakarta, ada demo maupun tidak tetap terjadi kemacetan. Trus, ada apa neh berita macet jelang demo kenaikan BBM malah tak pernah luput dari bibir pewarta baik yang di lapangan maupun di studio.

Seakan media menggiring opini buruk terkait penolakan kebijakan pemerintah. Polisi bersama media masa cenderung menganiaya para demonstran. Aparat menggunakan pendekatan kamtibmas, sedangkan media masa pakai pendekatan kampanye buruk. Esensi penolakan kenaikan BBM tenggelam dengan opini; aksi anarkis, perusuh, kemacetan dst…

Kasihan rakyat yang pro perubahan di negri ini. Kampanye hitam menyelimuti apa saja yang hendak ingin di kumandangkan bagi perubahan. Hampir rata rata tv, Koran, radion yang menaikan trend berita negativ pada setiap kali demo. Adalah media yang penguasanya pro kebijakan pemerintah. Kue dari kebijakan pemerintah telah dibagi bagi, maka tugas pesuruh peliputan adalah membuang segala sikap yang menentangnya.

Bicara kemacetan Jakarta bukan saja saat ada demo. Kota kota besar di Indonesia pun sama. Tak ada demonstrasi pun macet dimana mana. Kemacetan bukan hal baru sehingga tak pantas untuk di kait kaitkan. Seakan akan hanya macet pada saat ada demo.

Pemberitaan media yang serba provokatif, saya  jamin generasi Indonesia yang tumbuh di era pemberitaan tidak sehat saat ini, akan menjadi generasi kebingungan. Bingung atas persepsi media yang kabur. Solidaritas rakyat menjadi pudar akibat sebaran informasi yang tidak bersih dan penuh tunggangan penguasa bejad.

Era digital saat ini, publik merata dalam menggunakan teknologi. Budaya baca buku beralih kepada klik tautan berita. Praktis dan enjoy membaca cuplikan terbatas dari berita ketimbang membaca se-halaman buku. Ini pembunuhan pelan pelan terhadap akal sehat. Generasi muda lebih rentan. Apalagi, demonstrasi kenaikan BBM justru memenuhi halaman media apalagi jejaring sosial yang mudah didaptkan infonya. Infonya tentang kemacetan akibat demo. Info tentang rusuh warga dengan pendemo. Info tentang anarkisme demo dengan polisi, duhhhh berita sampah seperti terus dibesar besarkan. Apa keuntungannya?

Benar pernyataan dari para ilmuwan sains yang menyatakan jangan percaya berita karena media masa ujung ujungnya berisi soal-soal baku tipu. Surat kabar hanyalah praktik menghibur dan mengalihkan perhatian rakyat dari persoalan sebenarnya.  Dan benar bahwa media masa bukan sumber ilmu tetapi sekedar informasi. Sumber ilmu ada di buku. Budayakan baca buku ketimbang akses berita sesaat.

Mending menulis yang sebenarnya di media warga disini. Sejak bergabung dengan kompasiana, jarang saya ikuti berita palsu di media nasional. Sering hanya nonton siaran sepak bola. Atau pindah channel menuju dunia satwa (animal planet). Itu cara yang saya lakukan agar tidak termakan dengan pemberitaan media “mainstream”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun