Delapan puluh persen rakyat Indonesia mengambang dalam menentukan sikap politiknya, sisanya 20 persen kader parpol non ideologis. Demikian seruan yang mengemuka pada pembukaan kongres PRD 24 Maret 2015. Selain itu, satu-satunya calon partai politik berbasis ideologi adalah Partai Rakyat Demokratik-PRD. Selain berbasiskan ideologi, karakteristik organisasi yang mengahruskan pembebasan bagi rakyat atau kaum proletariat berkuasa.
Berada di 34 provinsi di Indonesia, siap ikut dalam kancah pemilu 2019, berbagai kalangan mengagumi pergerakan tersebut. Dilain pihak, ancaman bagi para chauvenistik dan para pemodal yang mendirikan partai politik hanya demi mengamankan aset mereka semata dengan mengatasnamakan suara rakyat. Kita tau, siapa pemilik modal dibalik berdirinya partai saat ini, akibatnya, begitu berkuasa, perkelahian antar mereka santer di mata rakuat, mereka tinggalkan pemilik konstitusi "rakyat".
Golkar mengamankan freeport, PDIP genggam LNG-BP, Jokowi kumpul orang-orang sampah yang membekingi Total, Chevron, Petronas. Partai lain jual isu agama, mereka jual keagungan Tuhan hanya untuk berkuasa atas diri dan kelompoknya, lainnya kumpulkan mafia kebun sawit dan investasi kotor lainnya. Perselingkuhan mereka itu bikin mereka tra bisa merdeka bersama rakyat. Bikin mereka tuli dan buta ketika militer tembak orang Papua atau para demonstran rakyat yang menuntut perubahan.
Indonesia dijajah, persoalan Papua tak pernah ada niat baik negara untuk selesaikan, sebab Indonesia sendiri belum berdaulat dan adil. Itulah sebabnya, hanya ada derita dan derita orang Papua dalam Republik Indonesia. Rakyat Indonesia pun sengsara juga akibat pemimpin mereka lebih menghamba pada imperialisme.
Merobohkan tembok imperialisme dengan cara ikut pemilu 2019 oleh PRD, bukanlah akhir dari perjuangan tersebut. Tapi bagian terkecil saja, sebab partai ini hanyalah pelopor yang ingin memberi ruang, panggung bagi pendidikan karater kedaulatan itu sendiri. Ingin memastikan bahwa 80 persen rakyat mengambang (galau) di Indonesia harus benar-benar berdaulat, titik.
Dengan demikian, sosialisme Indonesia patut kita dukung, hak mereka untuk menyatakan kedaulatan rakyatnya. Sembari membangun zona sosialisme di wilayah lainya diluar Indonesia. Ada pertumbuhan gerakan sosialis di Tanah Papua yang akhirnya telah melibatkan diri pada zona pasifik, zona Amerika Latin dan Zona Afrika, Eropa serta asia, sebagai bagian dari merobohkan tembok yang sama-imperialisme. Jayalah PRD, Jayalah Orang Indonesia, in-sosialis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H