Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Babak Ketiga Operasi Freeport Ingin Rampok Seluruh Papua

10 Juli 2013   08:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:46 2514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_253953" align="alignnone" width="630" caption="FCX Report 2013"][/caption] Cadangan tambang di pegunungan Papua menurut ahli geologi akan habis pada tahun 2057. Kelimpahan sumber kekayaan tersebut bikin freeport ingin berada di Papua hingga 100 tahun mendatang. Salah satu keuntungan perusahaan ini melakukan oprasi pertambangan dibawah naungan hukum negara boneka. Sebut saja Indonesia. Sehingga kemauan mengeruk seluruh Papua kian tak terbantahkan lagi.

Babak pertama Freeport diawali dengan tambang terbuka eartsberg. Kemudian babak kedua tambang terbuka Grasberg dan terowongan. Kini, fokus kedalam tanah (terowongan). Di perkirakan, pemboran akan melintasi empat hingga lima wilayah di pegunungan tengah dan daerah lainnya di areal ini. Yahukimo, Nabire-Paniai, Pincak Jaya, pegunungan bintang, Lani Jaya dan daerah pesisir yang berbatasan dengan pegunungan, Kaimana Papua Barat.

Mengingat ijin keseluruhan kontrak karya II Freeport hingga tahun 2021 (sudah diperpanjang dua kali), untuk pertambangan terbuka Grasberg habis pada tahun 2016. Cadangan atas telah menipis. Maka kini Freeport berjuang keras untuk mendapatkan ijin tambang bawah tanah. Negosiasi ini menggelikan.

Freeport tak mau menerima dua tawaran pemerintah Indonesia. Pabrik pemurnian di dalam negeri dan ijin konsensi terowongan, mereka minta di berikan sampai tahun 2052. Artinya, permintaan mendapatkan ijin operasi sekaligus membungkus KK II yang meningkat dari batas waktu 2041 naik lagi ke tahun 2052. Mengerikan!

Menurut kompas, 5/7/2013, "Akan ada 405 tunnel (terowongan) yang melingkar di bawah tanah. Kalau jadi, maka akan memiliki panjang 1.000 km. Tambang ini akan menjadi tambang terbesar di dunia," ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto dalam rapat dengan tim pemantau Otsus Papua di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Hingga saat ini, lanjut Rozik, Freeport sudah membangun terowongan sepanjang 400 kilometer dengan nilai hampir 1 miliar dollar AS. Pembangunan akan terus dilakukan hingga selesai meski kontra renegosiasi antara PT Freeport dan Pemerintah Indonesia hingga kini belum jelas. Sebelumnya, PT Freeport melakukan penambangan terbuka di Grasberg atau yang kerap disebut dengan Big Gossan. Namun, karena cadangan bijih mineral di permukaan tersebut semakin menipis, Freeport pun beralih untuk mengeruk kekayaan alam Papua dari bawah tanah.Tambang bawah tanah terbesar ini diperkirakan bisa menghasilkan 200.000 ton material per hari. Hingga akhir 2010 lalu, Freeport Indonesia memproduksi 235.000 ton bijih emas per hari dengan proyeksi emas 1,7 juta ons.

Utamakan Kepentingan Papua

Nasib kita memang tragis. Peningkatan volume tambang berdampak pada ekologis. Era globalisasi sudah melejit. Pemerintah Indonesia dianggap tidak siap menyambut sistim pasar. Salah satu korban pasar bebas adalah Indonesia. Walaupun rakyat Papua sebagai objek saja, permasalahan entitas bangsa perlu di angkat.

Babak ke tiga dari eksploitasi freeport harus mendahulukan kepentingan Papua sebagai beban utama dalam menyelesaikan pembicaraan ini. Pemerintah daerah (otonom) tak perlu ragu atau cengeng. Begitu juga Jakarta harus serius menyalakan kemerdekaan ekonomi yang memihak pada kami.

Pembagian saham 10 persen untuk pemerintah bukanlah jawaban. Tanah kami adalah saham paling besar. Freeport hanya punya teknologi, kenapa takut? Ada banyak perusahaan di dunia ini yang punya kemauan untuk tidak rakus dalam mengelola kekayaan alam. Kenapa harus patuh pada perusahaan perakus semacam FCX.

Undang undang otsus mewajibkan 80 persen hasil SDA Papua untuk Papua. Bukan 10 persen di FI. Begitu juga babak pertama dan babak kedua freeport selama ini justru utang luar negeri Indonesia meningkat Rp 2.156,88 triliun.

Pengalaman berharga pada dua periode eksploitasi tersebut seharusnya membidik dan mengambil hak istimewa dari yang selama ini diperuntukan bagi freeport, harus diperuntukkan bagi masyarakat dan negara. Jika tidak, untuk apa mendengungkan sebuah negara kalau nyatanya terinjak injak kedaulatan.

Pertambangan freeport di Indonesia satu satunya aset tambang terbesar bagi perusahaan. Ketika sumber daya tambang terbuka habis, cadangan bawah tanah yang kaya sedang dikembangkan. Ada 240 mil dari terowongan bawah tanah dan lainnya 540 km dari terowongan akan ditambahkan sepanjang umur tambang. Freeport, bagaimanapun, bukan tanpa sumber daya penting lainnya.

Total penyumbang ke pusat (FCX), sumber daya Grasberg Indonesia mengandung 27% dari cadangan tembaga freeport, 31,0 miliar lbs. dari £ 116.500.000.000. Ini hanya menyumbang 20% ​​dari penjualan tembaga pada tahun 2012, lebih rendah dari output yang potensial karena aksi buruh yang mengganggu. Sisa dari penjualan berasal dari Amerika Utara, 37%, Amerika Selatan, dan Afrika 34%, 9%. Total pendapatan adalah $ 18.010 juta pada tahun 2012. Pendapatan untuk 2011 adalah $ 20.880 MM, 2010 - $ 18,892 MM, 2009 - $ 15.040, 2008 - $ 17.796. Harga tembaga merupakan penentu utama pendapatan.

Peningkatan kapasitas produski FI bukan hal omongkosong. Tapi demi menggapai bisnis sang pencangkul kebun dari Arisona yang punya asset tersebut. Ada pula cadangan bisnis lain selain emas dan tembaga. Freeport baru saja menyelesaikan akuisisi Plains Eksplorasi & Produksi Perusahaan, PXP dan McMoRan Exploration Company, MMR pada bulan Mei dan awal Juni tahun ini dalam transaksi sebesar $ 19000000000. Bisnis minyak terdiri dari produksi di daratan California dan Eagle Ford Shale, dan produksi lepas pantai AS di deepwater Teluk Mexico dan California.  Tahun 2013 produksi 137 MBbls / hari. Akuisisi ini termasuk Eksplorasi Bisnis aktif yang mengandung banyak prospek berkualitas tinggi dengan risiko atas imbalan yang cukup menguntungkan. Usaha gas yang berbasis di Haynesville Shale dan di Trend Ultra di Louisiana, yang memanjang dari darat ke Teluk Meksiko. Produksi 303 MMcf / hari. Total Oil dan Gas adalah $ 1.309 juta pada 2013.

[caption id="attachment_253954" align="alignnone" width="620" caption="FCX Report 2013"]

1373418839849885365
1373418839849885365
[/caption] Derita Terkait:

Cadangan Emas Freeport Hingga Tahun 2057, Otsus Papua Sampai 2025 Untuk 50 Tahun Integrasi Papua ke NKRI?

Freeport Seperti Orang Sakit Baru Sembuh di Suruh Lari Maraton

Freeport Pusat Umumkan Kerugian Per Hari 80 Juta Pounds

Ketika Gubernur Papua Bicara Freeport

CSR Freeport, Model Baru Pelecehan Terhadap Rakyat Papua

Kenaikan Pajak Negara, Pusat Freeport Rubah Strategi

Indonesia Mengemis Uang Pajak Ke Freeport

Timika: Tambang Dikuasai Asing Perang Suku Kian Meningkat

Freeport Tolak Divestasi, SBY Mati Rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun