Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dua Laga Kandang Persipura Untung 50 Juta

16 Februari 2014   16:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua panitia penyelenggara Persipura, Fachrudin Passolo, mengungkapkan dari dua pertandingan awali musim ISL-2013-2014, wilayah Timur, saat menjamu Persela Lamongan, 1 Februari 2014, dan tiga hari kemudian Madura United, pemasukan karcis bagi panpel Persipura hanya berkisar Rp 350 juta. Sementara, lanjut dia, biaya operasional per pertandingan Rp 150 juta. Total keuntungan bersih dana untuk persipura Rp50 juta. Panpel berharap, kedepannya, masyarakat dan pecinta Persipura bisa mendukung tim ini melalui pembelian karcis masuk.

Pendapatan Persipura yang dinilai menurun pada dua pertandingan di Stadion Mandala Jayapura, Papua, disebabkan oleh berbagai faktor. Versi panpel setempat, via republika, mengakui hal ini terjadi karena lawan-lawan Persipura di awal musim bukanlah tim besar sehingga minat masyarakat dan pecinta klub itu untuk menonton langsung sangat kurang. Selain itu, masyarakat juga bisa menonton secara live di tivi swasta. Ini juga jadi permasalahan tersendiri. Ketua panpel menegaskan itu bukan halangan berarti, sebagai pecinta klub Persipura dan penikmat olah raga sepak bola, ada baiknya masyarakat memberikan dukungan langsung di Mandala,'' katanya.

Tak hanya pemasukan uang dari penjualan karcis yang berkurang, performa mutiara hitam pada 4 pertandingan wilayah timur (dua kandang-dua tandang) hasil seri paling banyak didapat. Menurunya poin pada pertandingan dan pemasukan uang dari tiket penonton, membuat manajemen harus evaluasi kembali tim ini. Sebab, persipura sebagai kampiun 4 trofi juara dan pada musim ini selain bermain dalam kancah LSI, juga akan menghadapi AFC CUP. Seharusnya, sebelum menuju AFC, lawan-lawan persipura di ISL harus tim-tim besar, seperti Sriwijaya, Arema, Persija, Semen Padang, atau pertandingan persahabatan dengan klub kelas atas di eropa, dengan maksud agar mengasah para pemain sebelum masuk AFC.

Begitu juga ketika meladeni klub wilayah timur yang sebagian besar jarang bertemu persipura, kendala tersendiri bagi pelatih dalam mengatur strategi persipura. Mitra Kukar, Persela, Persepam Samarinda dan Madura pada musim ini, berhadapan langsung dengan persipura. Dari nama-nama klub yang disebut itu, memang bukan kompetisi Big Match, sehingga panpel persipura sendiri akui minat menonton menurun. Bahkan strategi persipura pun tidak sehandal biasana mereka ladeni klub-klub papan atas ISL. Persipura memang jagonya meraih peluang ketika ditantang lawan berkelas. Ini yang penulis ikuti selama musim ISL. Tapi kenapa, klub yang bukan papan atas, malah diimbangi permainnya.

Perlu diingat juga, persipura merupakan klub asal Papua yang tak hanya memberi pemasukan berupa karcis masuk, tapi juga aspek lain. Misal, pada saat menjamu tim-tim berpengaruh, persipuramania yang tersebar di pelosok Papua dan Papua Barat nekad membeli tiket dan mencarter pesawat khusus (persipuramania dari kalangan pekerja freeport-the kraka’s Timika), hanya untuk datang saksikan langsung di lapangan. Kapal-kapal Pelni kerap mengangkut manusia-manusia pencita sepak bola, disaat persipura menjamu klub raksasa, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Luapan suporter memadati stadion mandala disaat persipura menjamu Arema, Persija, Sriwijaya, Jonbury Motor, Santos FC di Jogja, dan ketika bertandang ke luar Papua pun, sebut saja menghadapi persija, arema, persela, suporter persipura yang tersebar di daerah jawa, tentu memadati tribun tim tamu. Pendukung persipura pun tak hanya anak-anak Papua, tetapi orang-orang yang suka dengan cara bermain tiki-taka mutiara hitam, setia memantau persipura dimanapun, apalagi ada siaran langsung, warung-warung kopi penuh penonton. Satu kebanggan tersendiri. Spirit persipura pun membekas pada generasi tahun 80-an, mereka muncul ketika persipura bertandang ke daerah jawa. Ada yang dari tukang becak, orang-orang tua, nekad datang hanya untuk saksikan tim ini bermain.

Penggemar persipura pun merebak hampir seluruh Indonesia. Data yang di rilis The Comen Jogja, mencatat persipuramania tersebar di beberapa wilayah, dengan nama yang beda-beda. Berikut nama-nama persipuramania dari berbagai julukan, diantaranya:

1. The Comen's Cloofcamp

2. The Comen's Jabaka

3. The Comen's waena

4. The Comen's Abepura

5. The Comen's Tanah Hitam

6. The Comen's Opel

7. The Comen's Abepantai

8. The Comen's APO

9. The Comen's Jawa, Jakarta, Bali

10. GAM (Gabungan Anak Melati)

11. Black Eagle Dok IX

12. Fanggaisawa

13. Port Nummbay

14. King City

15. Samba APO

16. Black Pearl Jakarta

17. BED (Black Eagle Doxem)

18. Sasorai - Vidard

19. OPM (Ogut Persipura Mania)

20. Persipuramania Jogja

21. The Kraka's (Timika Papua)

22. Anker (Anak Keriting)

23. Persipuramania Kaskus

24. Yang Terakhir, Persipuramania "kompasiana"?

Persipura hadir dilapangan hijau tak hanya menampilkan permainan tiki-taka saja, tetapi mengenalkan nama Papua kepada warga Indonesia lainnya, terutama generasi muda yang belum tau Papua itu Indonesia. Bahkan kiprah persipura kerap mendapat ucapan rasis dan fasis dari para suporter lawan yang pada lingkungan sosial mereka berada belum tuntas mendidik moral dan prilaku sejak mereka mengenal dunia. Itu saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun