Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Juara Pileg 2014

10 April 2014   08:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh hitungan cepat pada pemilu legislatif 9 April telah diketahui. Sampai pukul 00.00, dicatatkan. Golput memimpin dengan suara terbanyak, 37 persen. Disusul PDIP 19 persen, Golkar 15 Persen, Gerindra 11 Persen, Demokrat 19 Persen, PAN 7 Persen, PPP 6 Persen, Hanura 5 persen, PBB 1 Persen, PKPI 0 Persen.

Hitungan cepat kompas, Persentase Suara Masuk : 92%, Suara sah : 65,59%, Tidak sah : 7,75% Tidak digunakan : 6,66%. Hitung Cepat Kompas berdasarkan hasil penghitungan di 2.000 sampel TPS seluruh Indonesia. Hasil akhir Pemilu Legislatif 2014 akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) antara awal Mei 2014. LSI, pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput pada Pemilu 2014 sekitar 37 persen. Sementara itu, tingkat partisipasi pemilih pada pemilu legislatif hanya mencapai sekitar 63 persen.

Hasil survey dari dari internal Partai maupun lembaga independen lainnya, tak jauh beda. Baik yang dihitung kompas.com, NCID dan LSI. Rata-rata seluruh parpol gagal memenuhi kuota suara 20 persen lebih sebagai syarat mengajukan calon presiden. Maka itu pilihan koalisi mau tak mau dilakukan.

Lebih mengerikan lagi juara pileg 2014 ini ternyata para golput. Padahal, pencalegan bukan sedikit orang yang maju, ada ribuan orang Indonesia ikut dipilih, namun, apa yang terjadi, pihak yang mau menggunakan haknya, justru banyak.

Alibi politiknya, bila pemilu legislatif yang melibatkan ribuan para berkepentingan disini saja sudah banyak yang tak pilih, apalagi capres nantinya, yang hanya seorang saja punya kepentingan.

Berikut susunan suara terbanyak versi hitungan cepat dengan total suara 92 persen suara masuk.

1. Golput 37 Persen

2. PDIP 19,24 Persen

3. Golkar 15,03 Persen

4. Gerindra 11,75 Persen

5. Demokrat 9,42 Persen

6. PKB 9,13 Persen

7. PAN 7,49 Persen

8. PKS 6,99 Persen

9. NASDEM dan PPP sama hasilnya 6,7 Persen

9. Hanura 5,1 Persen

10. PBB 1,5 Persen

11. PKPI 0,94 Persen

[caption id="attachment_302630" align="aligncenter" width="534" caption="http://indonesiasatu.kompas.com/quickcount"][/caption]

Menurut pakar politik, orang-orang yang tidak memilih kali ini dari kalangan terdidik, cerdas dan kritis. Sementara berbagai pihak menyalahkan kurangnya sosialisasi dari lembaga pengurus pemilihan umum-KPU, mengakibatkan banyaknya surat suara tak dicoblos.

Lembaga survey pun menempatkan Partai Gerindra unggul di daerah Jawa, ketua Umum PDIP mengklaim unggul di 15 provinsi, tak termasuk Papua maupun Papua Barat. Justru daerah Papua diunggulkan kembali oleh golkar mengalahkan demokrat yang pemilu 2009 unggul disini.

Lima Point penting yang dicatat dari pemilu legislatif 2014 ini antara lain:


  1. Seluruh Partai Politik gagal memenuhi kuota 20 persen lebih sebagai syarat mengajukan capresnya, maka itu, siapapun capres yang sudah nongol sebelum pileg, dirombak ulang. Kenapa? karena koalisilah yang menentukan siapa capresnya. Belum tentu Jokowi-Prabowo maupun Ical, tetap dicapreskan.
  2. Idiom ketokohan gagal di jual pada arena ini.
  3. Khusus untuk daerah Papua, golkar kembali merebut kantong suara mereka dari parpol pendatang baru yang periode sebelumnya menduduki suara disini.
  4. Dua partai pecahan dari golkar yaitu Nasdem dan Hanura gigit jari, karena pembangkangan yang mereka lakukan, nyatanya tidak mendapat dukungan, bahkan si Golkar malah panen suara, walau sudah terbagi suaranya akibat parpol baru yang didirikan oleh mantan kader partai beringin itu.
  5. Partisipatif yang minim sehingga golput juara kali ini, merupakan gambaran akan kualitas maupun kuantitas dari demokrasi di Indonesia.

Artikel Sebelumnya tentang Pemilu: (1), (2), (3), (4), (5)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun