10. Soal otsus, keduanya sama-sama usung moratorium pemekaran.
Latar belakang capres, dari pengalamannya dalam berkarier, ketika maju sebagai sosok presiden, disinilah pengadilan rakyat berlaku-bukan opini media. Bahwa presiden adalah milik semua orang Indonesia, bukan milik Jakarta atau Solo saja. Kalian sedang menyaksikan kandidat presiden, bukan gubernur atau walikota.
Ketika Jokowi keluar dari Jakarta keliling Indonesia, dia jadi merenung sendiri karena masalah di daerah beda dengan apa yang dia saksikan selama ini. Prabowo malah enjoi karena dia tak hanya memandang indonesia dari dalam negri, tapi sudah melihat Indonesia dari negara lain.
Saya pun mengenal Indonesia dengan berada di daerah manapun, bukan hanya di Papua. Begitu juga mengenal Tanah Papua hanya terbatas pada lingkungan Papua saja, saya adalah orang Papua yang kurang wawasan tentang Papua. Sebab pandangan Jakarta terhadap Papua selama ini bertolak belakang dengan pandangan orang Papua. Supaya beres, anda harus mengadopsi pandangan Jakarta dan Papua menjadi satu paket agar mudah selesaikan masalah. Praktik diataslah, maka saya menulis tentang kedua capres saat ini, dengan judul: Prabowo Meriah-Jokowi Merana.
Artikel ini murni pikiran pribadi yang tidak menjagokan siapa-siapa di pilpres, hanya sebagai petikan dari realitas kedua capres, sekaligus mendukung para pendukung masing-masing agar terus bekerja menggapai impian.