Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diplomasi Capres dalam Globalisasi

23 Juni 2014   10:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Globalisasi adalah ruang global, setiap negara dituntut mengaplikasikannya. Hubungan luar negeri penting untuk membawa suatu negara kepada ranah pasar bebas. Karena globalisasi pula, kehidupan suatu negara mengacu pada jalan ini, berupa kebijakan baik dalam maupun luar negeri.

Bagaimana otonomi khusus sebagai alat menyamakan derajad hidup orang Papua sederajad dengan saudara mereka di nusantara. Sama halnya, globalisasi memacu negara berkembang agar nyambung/sinkron dengan berbagainkepentingan negara satu dengan lainnya.

Pada debat capres tahap ke tiga, KPU mengajukan problem diplomasi sebagai bahan demi menggali apa saja kebijakan para capres kelak terpilih. Tanpa bermaksud mengebiri ide-ide para capres, mari simak petikan judul yang dilansir media kompas.com dan uraian singkat dari debat capres minggu 22 Juni 2014 yang ditulis dari funpage penulis. Uraian ini lebih mengarah pada tantangan Indonesia melalui calon presiden saat ini dalam menghadapi arus global.

1403467087414543275
1403467087414543275
14034671221092643490
14034671221092643490
Diatas poin-poin penting diplomasi capres 2014. Dibawah ini sesi tanya jawab

14034673301651395912
14034673301651395912


1403467395743426209
1403467395743426209
14034674481910977204
14034674481910977204

1403467698536460343
1403467698536460343
1403467721103658680
1403467721103658680
1403467745572059517
1403467745572059517
1403467770661193512
1403467770661193512
1403467800914743274
1403467800914743274
Dari sikap mereka diatas, gambaran diplomasi indonesia kedepan dalam membawa indonesia kepada globalisasi dunia/asian, tak ada perubahan berarti baik strategi maupun upaya strategis.

1. Tak ada gagasan soal zona dagang regional antar negara. Semisal, kawasan pasifik membentuk Melanesian Spearhead Groub. Kawasan Afrika punya Uni Afrika. Kawasan Amerika Latin punya ALBA. Selama ini pemerintah Indonesia hanya ikut rame saja di zona dagang bentukan Amerika, tanpa punya gebrakan sendiro.
2. Zona dagang antar regional (rumpun) sebagai pedoman internal dalam mengisi laju globalisasi, baik dunia maupun asian. Sekalgus mewukudkan misi berdikari.
3. Pasar bebas Asian, seperti yang telah berjalan, pada tahun 2015 mendatang, Amerika masuk ke Pasifik maupun Asian, dengan mengusung Trans Parthership Agreement. Satu hubungan dagang yang lebih spesifik dari APEC, WTO, G7. Indonesia tentu masuk kesana.
Visi-misi capres soal hubungan luar negeri sebagai ketahanan negara tak akan mengarah kepada kedaulatan bangsa ini karena, capres saat ini hanya sebatas meramu dan menjual indonesia yang seksi dari berbagai hal untuk diperdagangkan kepada sistem pasar bentukan asing.
Beli ini itu, iklankan atau promosi ini itu, baik dari segi pertahanan keamanan maupun ekonomi. Slogan maritim atau slogan macan asia, hanya retorika belaka, karena kita tak punya kekuasaan baik secara politis maupun ekonomi dari gerbong pasar bebas diatas.
Ketika pemerintah Indonesia beri dukungan penuh ke Palestina sebagai negara merdeka penuh, posisi Indonesia hanya sebatas ikut meramaikan saja karena Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto soal status Palestina.
Artinya apa? Kita hanya jadi penggembira diluar gedung selama ini. Ini juga prilaku negara semenjak menerima globalisasi hanya ikut-ikutan dan bukan sebagai pelaku apalagi pengendali.
Silahkan membaca berita debat dan topik apa saja yang menjadi visi-misi capres di kompas.com sesuai judul masing-masing.
14034693411199128987
14034693411199128987
14034693681719734541
14034693681719734541



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun