Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Duluan ada manusia daripada agama. Dalam kajian teori alam, bahwa alam semesta ini usianya 14.000 juta tahun, baru setelah 10.000 juta tahun kemudian terdapat kehidupan di bumi ini. Manusia jenis Homo Sapiens baru ada 2 juta tahun yang lalu, sedangkan keberadaan agama malah lebih muda dari kemunculan agama yaitu 5 ribu tahun lalu. B.J Habibi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sesi Tanya Jawab Ketika Jokowi ingin Desain Tanah Papua

28 Desember 2014   14:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:19 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak presiden, tentara Indonesia tembak orang Papua di Enarotali, apa jawaban anda? “Yang paling penting bagi saya adalah kejadian ini jangan terjadi lagi, karena saya ingin bangun tanah Papua. Jadi saya juga mengajak semua pihak TNI/Polri serta Bupati dan Walikota serta Gubernur untuk membangun Papua,” kata Presiden Jokowi.

Orang kampung mamahami penyataan diatas seperti ini: kamorang Papua mau mati kah? dapat tembak kah? yang penting pembangunan tetap dilakukan alias jalan terus???.

Lalu pakar ekonomi neoliberal bertanya: pak Presiden, diera sekarang sebelum pembangunan dilakukan, harus ada sumber daya alam yang dikeruk sehingga dari eksploitasi itu pemerintah dapat pajak, fee dan royalty lalu pakai bangun infrastruktur berupa jalan dan lainnya.

Gampak kok, sekarang pemerintah sudah ada aplikasi lain dari cara pembebasan lahan. Namanya APL (Areal Penggunaan Lain). Di Papua sudah ada RTRWP. Jokowi:"Saya sudah perintahkan Menhub mulai tahun depan melakukan studi kereta api di Papua," kata Jokowidi GOR Waringin Kota Jayapura, Papua, Sabtu (27/12/2014) petang. "Jadi, saya minta gubernur, bupati, wali kota turut membantu membebaskan lahan.Lahan untuk kereta api sama juga dengan lahan investasi, bnerrr kan? Makanya jangan Tanya-tanya, lakukan saja kerjamu, pak pemodal.

Lalu giliran pengusaha bertanya: waduh pak presiden, dapat uang darimana untuk biaya insfrastruktur di Papua? Lah, ada APBD, APBN jadi jaminan kepada anda. Silahkan bangun, anda silahkan cari modal pinjaman dimana saja, entah di bank asing atau lokal atau Negara mana saja sebab jangka waktu puluhan tahun akan datang APBD/APBN Indonesia akan membayar cicil berupa utang kepada anda.

Giliran Rohaniawan bicara: umat percaya di Tanah Papua agar dukung kebijakan pemerintah bangun Tanah Papua, sebab dengan dukungan dan doa umatlah hampir 90 persen suara disini ke presiden Indonesia saat ini.

Jokowi: Kita ingin semua akhiri konflik. Mari kita bersatu, yang di dalam hutan, di atas gunung, membangun Papua yang Damai. Karena dengan cara itu, Natal akan membawa kabar baik bagi kita semua,"‎ kata Jokowi dalam sambutannya di hadapan ribuan jemaat perayaan Natal Nasional di Stadion Mandala Jayapura, Papua, Sabtu (27/12/2014). Jika ada masalah, Jokowi meminta semua pihak agar mengedepankan dialog. Baik dari sisi pemerintah maupun warga serta tokoh adat. Jokowi berkeyakinan cara itu mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

Dengan demikian desain Papua dari Tanya jawab diatas mengarah pada 3 hal yang akan dilakukan dimasa kepemimpinan beliau?.


  1. Mengingat beban APBN Indonesia yang banyak diperuntukkan pada lunasi utang luar negeri, maka laju eksploitasi di Tanah Papua berupa investasi ekonomi kelas raksasa di tingkatkan agar menunjang pembangunan rel kreta api, tol laut dan apa saja.
  2. Pembebasan lahan yang sudah kuno itu kembali di galakkan melalui mekanisme APL (areal penggunaan lain). Di Papua sudah berlaku RTRW (rancangan tata ruang wilayah). Skenario APL memang diperuntukkan kepada investor kebun sawit, tambang dan lainnya. Banyak lahan yang dialih fungsikan atas dan nama APL.
  3. Kalau pun ada korban nyawa manusia Papua ditembak atau konflik apapun, fokus utamanya adalah pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahan.

Demikian, simak juga artikel sebelumnya; Selamat Datang Mandor Freeport “Jokowi” di Tanah Papua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun