Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Restoran India, Alternatif Bagi TKI Berkantong Cekak

30 Mei 2016   07:54 Diperbarui: 30 Mei 2016   09:11 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup jauh dari negara tercinta Indonesia membuat saya menjadi orang yang harus selalu bisa beradaptasi dengan apapun, baik kondisi cuaca, kultur budaya hingga urusan perut alias makanan. Tapi bukan TKI namanya jika tidak mampu menghadapi semua resiko, apalagi gampang mewek hanya untuk urusan perut yang biasanya suka dimanja. Biaya hidup di kota metro seperti Riyadh sangatlah tinggi, padahal sebagai TKI yang bergaji pas pasan saya sudah termasuk ngirit. Namun ketika perut minta dimanja segalanya susah untuk ditawar lagi. 

Memanjakan perut tak harus dengan menu makanan seperti halnya orang Arab kebanyakan atau kaum jetsetnya Jazirah yang terkenal royal untuk urusan selera nyam nyam. Untungnya lidah Indonesia saya ini mudah menerima rasa asing yang selalu saya coba untuk mendapatkan sebuah rasa yang nantinya bisa cocok untuk dijadikan langganan agar ketika datang masanya perut untuk dimanja akan terpuaskan sekaligus kenyang dan gak nagih nagih lagi. Memang segala jenis makanan serta menu masakan termasuk lengkap di kota yang tengah membangun sarana transportasi masal modern ini, dari makanan khas timur tengah atau semi eropa dengan restoran Turkinya, restoran dinner ala negeri paman Sam yang pastinya harganya bisa bikin bangkrut kelas buruh seperti saya, sampai dengan junkfood ala restoran cepat saji yang kesemuanya didominasi oleh restoran waralaba asal Amrik.

Namun di antara sekian banyak jenis makanan dengan aneka masakan yang ada, restoran India menawarkan warna serta rasa yang lain, tentunya dengan harga yang sangat sangat terjangkau untuk ukuran pekerja asing terutama pekerja kelas bawah seperti saya. Salah satu restoran India yang menjadi langganan saya dan beberapa teman sesama TKI ada di daerah tempat tinggal saya dan cukup dekat sekira 2 kilometeran. Untuk urusan rasa, familiar banget dengan lidah orang Indonesia yang akrab dengan aneka rempah serta rasa pedas, tergantung selera kita saja. Kebetulan saya suka rasa pedas, dan memang perut ini paling demen kalau diajak untuk mengkonsumsi yang pedas sepedas pedasnya walaupun biasanya setelah itu saya mendadak sangat mesra dengan toilet di kamar.

ayam kari dengan kuah kental yang maknjuttt (dokpri)
ayam kari dengan kuah kental yang maknjuttt (dokpri)
Yang ini? Jangan ditanya pedesnya gan (dokpri)
Yang ini? Jangan ditanya pedesnya gan (dokpri)
 Untuk harga, satu porsi kari ayam dengan kuah kari kental dipatok harga 4 riyal saja. Sedangkan untuk ayam bumbu pedas tanpa kuah seharga 5 riyal/porsinya. Sebagai pasangannya adalah perota, sejenis roti khas India berbentuk bulat pipih dan lebar yang digoreng. Untuk satu perota dihargai 1 riyal. Bagi yang belum terbiasa makan perota dengan kari ayam akan terasa asing, mungkin makan dua sudah berasa kenyang. Tapi bagi saya, empat buah perota dengan satu porsi ayam kari kuah kental atau seporsi ayam pedasnya sudah pas di perut ini. Urusan gemuk pikirin belakangan. Hehehe

Bagi teman teman yang mungkin nyasar ke Riyadh, cobain deh. Dijamin ketagihan....

Semua foto koleksi pribadi.

Salam kuch kuch hota hai...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun