Aku sadar sih jika aku ini bukan siapa siapa, aku mah apalah asyu. Tapi lha mbok jangan kejem kejem kalo menebar kabar. Tau gak kamu, apa yang kamu sebar ke oang orang, ke teman temanku, ke musuh musuhku itu semuanya menjurus FITNAH dan bukanlah sebuah fakta yang benar.
Jika kamu memang punya nurani, bersifat welas asih layaknya Dewi Kwan Im, jika kamu penyayang sesama serupa bunda Theresa, jika kamu bijak dan berbudi laksana Gandhi, jika kamu merasa bersahaja seperti Dalai Lama, jika kamu merasa cinta damai seperti Aung San Su Kyi, jika kamu pendamba hidup akur seperti Gus Dur, seharusnya semua sifat serta kata fitnah itu takkan kau lontarkan begitu saja menelanjangi diriku.
Fitnah. Fitnah dan fitnah. Kenapa kamu kejam sekali memfitnah diriku tanpa dasar yang jelas, tanpa alasan yang aku sendiri bingung sebegitukah aku harus kau telanjangi. Mungkin aku tidak setampan haji Bolot, aku juga tak sekaya pendekar syair berdarah, tapi aku bukanlah manusia hina yang layak kamu fitnah. Fitnahan itu begitu murahan.
Kau fitnah aku sebagai orang baik, lalu kau fitnah aku adalah orang yang jujur. Tak sampai disitu, kau masih memberi bonus berupa fitnah tambahan yang mengatakan aku pemaaf, fitnah mengatakan aku orang yang bisa memberi kebahagian, fitnah aku sebagai orang yang alim. Semuanya fitnah!
Kukatakan padamu, aku ini bukan orang seperti yang kamu fitnahkan secara keji melalui bisik bisikmu. Aku ya aku. Suka seenak udelku sendiri, bodo amat orang mau ngapain. Kalau aku dikatakan orang bijak, itu lebih lebih dari fitnah keji. Ha Ha Ha Ha Ha.
Salam Kereria...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H