Mohon tunggu...
Arka Ardhyansah
Arka Ardhyansah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Butuh Arka! : arkardhy@protonmail.ch // Tulislah apa yang ingin kau tulis, tak harus sekarang di gunakan mungkin berguna di kemudian hari, jangan di pikirkan tuangkan saja semua dalam barisan kata-kata, Aku Berpikir maka aku ada. #CatatanArka //

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Satu Bulan Menuju Bilik Suara!

22 Maret 2019   00:10 Diperbarui: 22 Maret 2019   00:21 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyoroti debat cawapres yang tak terlalu begitu efektif, terkesan lambat dan terlalu cepat seperti itulah yang masih terasa hingga kini beragam inovasi yang di tawarkan beragam persepsi dan komentar serta jawaban yang terkadang tak menjawab pokok inti permasalahan membuat debat ini terasa tak ada yang menarik dan cenderung hambar, baik Sandiaga Uno ataupun KH. Maa'ruf Amin tak mampu membuat publik dan swingvoters memutuskan apakah akan memilih salah satu dari keduanya, hal tersebut akhirnya menimbulkan beragam pertanyaan. Kini masih pentingkah sebuah debat untuk menentukan pilihan?

Jika ada yang mengatakan penting, ya memang penting untuk menentukan sebuah pilihan kita harus tau apa gagasan dan apa yang mereka lontarkan tentang program yang akan di kerjakan setelah menjabat dan duduk di kursi panas istana yang di kini sedang di perebutkan tersebu, mengingat banyak sekali golput di pilpres 2014 tak membuat pilpres kali ini akan tak bernasib sama atau bahkan bisa saja jauh lebih besar yang akan membuang hak pilihnya pada pemilu kali ini karena di rasa sangat gerah dan panas sekali.

Debat hanya berisi hal tak berguna? bisa setuju atau tidak setuju tapi apa yang di sampaikan Sandiaga Uno mengenai banyak hal atau mengulik personal Ibu-Ibu dan menyatakan bahwa beliau mengunjungi lebih dari 1.500 titik menurut saya tak perlulah jumawa menyampaikan dan baik kepada Pak KH. Maa'ruf Amin yang tercinta beliau pun saya rasa masih kurang bisa memberikan jawaban yang memuaskan hati masih kental akan jawaban yang kurang mengena di hati,di lain sisi beliu lebih baik daripada Sandi dalam mempergunakan porsinya dalam menjawab walaupun ada beberapa waktu yang beliau buang dan tak di manfaatkan dengan baik.

Debat harusnya menjadi tolak ukur bagi pemilih pemula dan swingvoters yang tak kunjung menentukan pilihan lalu bagaimana jika debat ternyata tak mampu melaksanakan apa yang di rasa perlu tersebut apakah KPU harusnya memberi kolom kritik dan sara agar adanya pertimbangan? 

Ini sudah debat ketiga yang sangat hambar terasa kurang sekali garam terasa kurang sekali rasanya maka dari itu harusnya KPU mencoba taktik baru merayu seluruh swingvoters dan pemilih pemula yang berujung golput akhrinya berubah pikiran dan membuat pilihan di bilik suara.

Karena tinggal satu bulan lagi menuju pemilihan baiknya KPU sudah menyiapkan yang harus disiapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun