Mohon tunggu...
Arka Ardhyansah
Arka Ardhyansah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Butuh Arka! : arkardhy@protonmail.ch // Tulislah apa yang ingin kau tulis, tak harus sekarang di gunakan mungkin berguna di kemudian hari, jangan di pikirkan tuangkan saja semua dalam barisan kata-kata, Aku Berpikir maka aku ada. #CatatanArka //

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Penghinaan dan Barisan Sakit Hati

12 September 2017   15:32 Diperbarui: 8 April 2018   20:02 3303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang Presiden Indonesia memang sewajarnya harus kebal dengan segala caci maki, keluh kesah serta problematika dari masyarakat baik secara langsung ataupun tidak sekalipun namun jika sudah kelewatan apakah akan terus di biarkan saja? apalagi di era sosial media dewasa ini banyak orang yang tak henti-hentinya menghina sang presiden ke tujuh kita hanya untuk menjatuhkan beliau di periode selanjutnya banyak yang tidak suka dengan sosok sederhana yang satu ini banyak yang membandingkan beliau dengan pendahulunya dan banyak yang mengkata-katakan beliau dengan banyak sebutan yang menurut saya kurang mengenakan, entah apa yang di pikirkan oleh bangsa ini sebegiu bobrok kah moralitas anak bangsa.

Sebagai seorang pemuda saya malu berkewarganegaraan Indonesia namun tak dapat berbuat apa-apa untuk beliau hanya tulisan yang dapat saya tulis, hanya pendapat yang dapat saya sampaikan dan hanya miris serta tertawa saat banyak orang menghujam beliau dengan segala fitnah keji yang mereka buat karena saya tau beliau dan keluarga pasti akan 'memaafkan' lagi dan lagi serta beliau juga pasti menjawab 'biasa aja, yang peting kerja-kerja dan kerja'.

Saya tau beliau tidak memikirkan agar orang-orang yang membenci beliau suka terhadap beliau tapi beliau menginginkan dan memikirkan bagaimana indonesia ke depannya, apalagi menyongsong tahun emas di 2045 yang beliau inginkan suatu saat setelah tiada bisa tersenyum melihat bangsa tercinta mulai lagi di segani dunia, kembali menorehkan citra di mata sang cakrawala serta kembali berjaya di era 1945 hingga 65 di era sang Proklamator yang harus jatuh tergusur oleh jendral yang haus akan kekuasaan.

Segala fitnah dan lontaran kebencian di utarakan dan permainan isu yang sering di gembar-gemborkan tak henti-hentinya itu di buat agar kredibilitas beliau sebagai presiden di ragukan dan akhrinya cepat atau lambat harus segera di makzulkan dan di lengserkan dari RI 1, 40% lebih orang masih terbelenggu dan terbodohi oleh pilpres 2014 masih terkutang-katung dalam relung-relung kebencian nan indah di hati mereka mengaku sangat agamis namun bejat dalam urusan lisan serta batin, mengaku sangat nasionalis namun menginjak-nginjak harga diri seorang presiden beserta keluarga. 

Mengaku hidup di indonesia namun tak henti mencaci sang presiden hingga ia tak sadar ia menikmati segala fasilitas negara yang presiden berikan, itukah orang-orang busuk yang berada di DPR atau memang masyarakat SDM rendah yang tak sejalan dengan kebijakan PRESIDEN karena mereka hanya tau tentang JAWA-JAWA-JAWA dan JAWA tanpa memperdulikan bagaimana nasib orang di pulau lainnya selain JAWA.

Barisan Sakit Hati Pilihan Presiden 2014 begitu biasa orang menyebutnya masih terus dan hingga kini menghakimi sang presiden, beliau di caci tak habisnya daging yang terus di koyak hingga tak tersisa, bahkan beliau di sebut bak binatang selayaknya kecebong seperti apa yang mereka namakan ke seorang RI 1. Tak malukah mereka pada diri sendiri karena sebelum mengkritisi dan menghina orang ALANGKAH BAIKNYA MELIHAT DAN BERKACA DIRI sudah melakukan apa untuk negeri, sudah bersumbangsih apa demi bangsa dan apakah anda salah satu orang tersuci yang pernah ada hingga tak pernah membuat dosa dan mencaci presiden sendiri.

Mungkin saya perlu menyebut mereka ini orang-orang yang masih berkhayal dan berimajinasi berfikir bahwa bangsa ini di pimpin oleh salah satu paslon lain bukan Presiden saat ini, ataukah mereka sudah tak punya hati nurani serta otak yang berjalan bersamaan hingga bak binatang mengolok-ngolok seorang presiden bak ia paling benar di muka bumi.

Fitnah-fitnah tak ada guna di lontarkan, meme-meme yang kontra di unggah ke berbagai jejaring sosial media serta berita-berita HOAX tak bersumber dan tak bertanggung jawab di update setiap saat memotong dan memakai nama media besar tuk menarik perhatian padahal sekedar klik bait biasa guna menjatuhkan pemerintahan sah resmi yang sedang berjalan.

Begitukah indonesia kita kini, haruskah saling terpecah belah dan menghina seseorang bernama JOKO WIDODO orang sederhana yang dulunya adalah pegawai Meubel di Surakarta hingga akhirnya terpilih selama dua kali menjadi walikota dan mempertaruhkan nasib menjadi Gubernur Ibukota lalu wakilnya di jegal dan di masukan penjara serta Menjadi Seorang PRESIDEN ter-SABAR abad ini yang tak hentinya di caci maki terus menerus oleh orang-orang yang tak menyukai beliau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun