Sikunir, yang terletak di Kelurahan Plalangan, telah menjadi contoh sukses dalam penerapan urban farming di pedesaan. Dengan bantuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Walisongo, masyarakat berhasil mengubah lahan-lahan kosong menjadi taman-taman produktif yang tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan warga.
Revolusi Hijau di Pedesaan
Urban farming, yang biasanya identik dengan perkotaan, kini merambah ke wilayah seperti Sikunir. Dengan semangat gotong royong, warga bersama mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 2 mengatasi berbagai tantangan seperti keterbatasan lahan perkebunan dan perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen. Hasilnya, urban farming telah menjadi solusi inovatif yang membawa perubahan signifikan. Â
Bantuan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 2
Mahasiswa KKN Moderasi Beragama ke-18 tahun 2024 dari UIN Walisongo Semarang tepatnya posko 2 memainkan peran penting dalam keberhasilan program urban farming di Sikunir. Dengan membawa pengetahuan akademis dan keterampilan praktis, mereka bekerja sama dengan warga untuk merancang dan membangun taman-taman urban farming.
Ibu Nasikun, salah satu penggerak urban farming di Sikunir, menjelaskan, "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo yang telah membantu kami. Mereka tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membantu dalam pelaksanaan teknis di lapangan."
Keberhasilan yang Menginspirasi
Program urban farming di Sikunir dimulai dua tahun lalu, didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar. Warga, dengan bimbingan mahasiswa KKN, memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan tanaman herbal. Â
Seorang warga, berbagi pengalamannya, "Dulu kami harus membeli sayuran dari pasar, tetapi sekarang kami bisa menanam sendiri di pekarangan rumah. Mahasiswa KKN sangat membantu kami dalam mengajarkan teknik bercocok tanam yang efisien."Â
Dampak Positif Urban Farming
Selain meningkatkan ketahanan pangan, urban farming di Sikunir juga memberikan dampak positif lain, seperti:
- Pemberdayaan Ekonomi: Hasil panen dari urban farming tidak hanya digunakan untuk konsumsi pribadi tetapi juga dijual, sehingga menambah pendapatan keluarga.Â
- Kelestarian Lingkungan: Dengan adanya taman-taman hijau, kualitas udara dan lingkungan di wilayah ini menjadi lebih baik.Â
- Pendidikan Lingkungan: Anak-anak dan remaja diajarkan pentingnya bercocok tanam dan menjaga kelestarian lingkungan sejak dini.Â
Masa Depan Desa Hijau
Keberhasilan urban farming di Sikunir memberikan inspirasi bagi wilayah lain untuk mengikuti jejak mereka. Program ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan inovasi, masyarakat dapat mencapai kemandirian pangan dan keberlanjutan lingkungan. Â
Mahasiswa KKN UIN Walisongo juga berharap bahwa apa yang telah mereka lakukan di Sikunir dapat menjadi contoh bagi program KKN di masa depan. "Kami bangga bisa berkontribusi untuk wilayah ini. Semoga keberhasilan ini bisa menginspirasi banyak pihak untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam memajukan wilayah-wilayah di Indonesia," ujar salah satu mahasiswa KKN.Â
Dengan semangat dan kerja keras, Sikunir terus membangun masa depan yang hijau dan berkelanjutan, membuktikan bahwa urban farming dapat menjadi solusi nyata untuk menghadapi tantangan perkebunan di masa kini dan mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H