Mohon tunggu...
Devina
Devina Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan Kehidupan

Ilalang, Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belati Pedati

4 Agustus 2020   13:25 Diperbarui: 6 Agustus 2020   01:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diam dan duduklah
Atau ... berbicaralah
Mungkin hanya sesaat
Terhenti, lalu laju pesat

Tak tahu harus bagaimana
Sejuta harap masih dinyana
Asa masih berlaku di dada
Dalam perih yang belum reda

Luka belum sembuh benar
Malah bisa dikata parah
Yang tua serasa berdasar
Membujuk tak tentu arah
Tak ada kejelasan apa-apa
Seakan jadi pemilik semua
Ini dunia, bukan dongeng
Bukan untuk hal cengeng

Tolong katakan
Tolong jelaskan
Jangan sembunyikan
Jangan pula dilupakan

Semua ada karena masa lalu
Walau berliku, inilah kehidupan
Luka penghias badan, jadi pilu
Menatap sedikit asa masa depan

Pesisir Pantai Utara Jawa, 2015 - 2020 || Arkanaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun