Mohon tunggu...
Devina
Devina Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan Kehidupan

Ilalang, Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilalang: Megatruh

17 Juli 2020   01:20 Diperbarui: 17 Juli 2020   01:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilalang ... padang panjang

Muram durja diantara gelap malam

Para pekerja pulang berpeluh ... ucap salam walau bungkam, senyum sirik mengira kelam

Malam berganti fajar, fajar berganti senja ... walau sedikit tetap terjaga, bukan banyak tak terduga, namun hilang begitu saja

Tak apa, sudah biasa ... jelang fajar baru pulang, bukan pertanda yang jalang

Suara alam di surau ... buat ia dan mereka jadi merdeka, lepas lelah minum kopi, canda parah tiada henti

Begitulah adanya setiap hari ... sampai waktu tak terganti

Walau kecil dan rendah, namun bukan yang rendahan ... sebut saja rendah hati, agar tak kecil hati

Diiringi tembang ... penghibur hati pengisi hari

Merenung ... lakukan semua, tulus dan ikhlas

Kar'na suatu saat ... semua 'kan kembali, pulang ke haribaan

Pesisir Pantai Utara Jawa, 2015 - 2020 || Arkanaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun