Pada era sekarang, minuman dikemas dengan berbagai macam bentuk dan warna. Selain itu, rasanya yang manis dan menyegarkan membuat remaja tergila-gila dengan minuman tersebut. Namun, mayoritas minuman yang berwarna memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Jika minuman tersebut dikonsumsi secara berlebihan, maka banyak ancaman yang siap mengganggu kesehatan anda. Salah satu ancaman tersebut adalah diabetes mellitus.
Pada bulan Januari 2023, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengeluarkan suatu data penelitian sampai tanggal 31 Januari 2023 bahwa prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Data IDAI pada Januari 2024 mencatat bahwa ada sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes melitus.
Dengan melihat masalah tersebut, kami melakukan survey di Kantin GOR Kampus C Universitas Airlangga. Kami menggunakan media kuesioner dan dibagikan secara online dan offline kepada mahasiswa yang pernah beristirahat di kantin. Hasil tersebut didapat sebagai berikut:
Frekuensi Konsumsi Minuman Mengandung Gula Mayoritas responden (56,5%) mengonsumsi minuman yang mengandung gula sekali sehari, sementara 27,8% mengonsumsinya dua kali sehari. Sejumlah kecil responden (7,4%) mengonsumsinya tiga kali sehari, dan 8,3% tidak pernah mengonsumsi minuman tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang masih mengonsumsi minuman manis secara rutin, meskipun dengan frekuensi yang bervariasi. Pola Konsumsi dalam Satu Minggu Terakhir Dalam satu minggu terakhir, 43,5% responden melaporkan bahwa pola konsumsi mereka tetap sama, sementara 35,2% menyatakan bahwa konsumsi mereka menurun. Ada juga 13% yang merasa tidak yakin, dan 8,3% yang merasa konsumsi mereka meningkat. Hal ini mengindikasikan adanya kesadaran yang cukup tinggi terhadap pengurangan konsumsi minuman manis dalam waktu dekat.
Alasan Mengonsumsi Minuman Mengandung Gula Sebagian besar responden (59,3%) mengonsumsi minuman manis karena rasa yang lebih enak, diikuti oleh 28,7% yang menganggapnya membantu menghilangkan rasa haus. Hanya 12% yang mengonsumsi karena kebiasaan. Ini menyoroti bahwa faktor rasa menjadi alasan utama konsumsi minuman manis, sementara kebutuhan hidrasi atau kebiasaan berperan lebih kecil. Pengetahuan Tentang Dampak Negatif Konsumsi Gula Berlebihan Mengenai pengetahuan tentang dampak negatif gula bagi kesehatan, 55,6% responden merasa sangat tahu, sementara 44,4% cukup tahu. Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pemahaman yang baik mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, meskipun masih ada ruang untuk meningkatkan kesadaran lebih lanjut.
Pengalaman Terhadap Efek Negatif dari Konsumsi Minuman Mengandung Gula Sebagian besar responden (51,9%) kadang-kadang merasakan efek negatif dari konsumsi gula, seperti peningkatan berat badan atau masalah kesehatan lainnya. Sementara 27,8% tidak merasakannya, 20,4% sering mengalami dampak tersebut. Ini mencerminkan bahwa meskipun banyak yang mengalami efek negatif, tidak semua merasakannya dengan intensitas yang sama. Ketertarikan Mengganti Minuman Mengandung Gula dengan Alternatif Sehat Sebagian besar responden sangat tertarik (72,2%) atau tertarik (26,9%) untuk mengganti minuman manis dengan alternatif yang lebih sehat, seperti air mineral atau jus tanpa tambahan gula. Hanya sedikit yang tidak tertarik, yang menunjukkan bahwa ada minat yang kuat untuk beralih ke pilihan yang lebih sehat.
Niat Mengurangi Konsumsi Minuman Mengandung Gula Sebagian besar responden (89,8%) berniat untuk mengurangi konsumsi minuman manis, sementara 8,3% mungkin akan melakukannya. Ini menunjukkan bahwa ada niat yang kuat untuk mengurangi konsumsi minuman mengandung gula, yang sejalan dengan tren kesehatan yang semakin meningkat. Pemeriksaan Kandungan Gula dalam Produk Minuman Dalam hal memeriksa kandungan gula, 38,9% responden melakukannya kadang-kadang, 31,5% selalu melakukannya, 21,3% jarang melakukannya, dan 8,3% tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak yang memperhatikan kandungan gula dalam produk minuman, masih ada sebagian yang kurang memperhatikan hal ini.
Dalam kuesioner diketahui bahwa 54.6% responden merasa masyarakat saat ini masih cukup kurang memahami bahaya konsumsi gula berlebih, 40,7% responden merasa sangat kurang dan hanya 1.9% responden merasa bahwa masyarakat sudah tahu bahaya mengkonsumsi gula. Dari angka tersebut diketahui bahwa masyarakat masih kurang memahami bahaya konsumsi gula. Segi mengetahui jumlah ideal air putih yang harus dikonsumsi, sebanyak 78,9% responden sudah tahu dan sebanyak 20,4% responden kurang yakin dengan jumlah ideal nya. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah cukup paham mengenai jumlah ideal air putih harian.
Selain itu, kami meneliti frekuensi air putih harian yang dikonsumsi oleh responden. Sebanyak 35.2% responden mengkonsumsi air >8 gelas, 36.1% mengkonsumsi 8 gelas, dan 28.7% responden mengkonsumsi <8 gelas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden masih belum meminum air putih sesuai takaran idealnya. Disamping itu, sebanyak 75% responden mengetahui manfaat minum air putih bagi kesehatan dan 25% cukup tahu tentang hal tersebut. Dalam pertanyaan ini tidak ada yang memilih “tidak tahu” sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh responden sudah mengetahui manfaat air putih bagi kesehatan.
Dalam pertanyaan seberapa sering anda memilih air putih ketika diberi pilihan antara air putih dan minuman mengandung gula, sebanyak 74.1% responden menjawab sering, 24,1% memilih jarang. Diketahui bahwa jumlah responden yang memilih air putih daripada minuman bergula masih tinggi. Tetapi disamping tingginya angka responden yang memilih air putih daripada minuman manis disebabkan karena ketidaksediaan minuman manis disekitar, dan 35.2% responden menjawab bukan hal tersebut alasan ia meminum air putih.
Setelah itu, kami meneliti mengenai seberapa sering responden sering lupa minum air putih dalam jumlah yang cukup. Sebanyak 31.5% responden sering, 52.8% responden jarang dan sisanya menjawab tidak pernah lupa. Dapat diketahui bahwa angka responden yang mengingat akan minum air putih dalam jumlah yang cukup masih rendah yaitu 15.7%. Pada akhirnya kami meneliti mengenai keinginan responden untuk meningkatkan jumlah konsumsi air putih kedepannya. Sebanyak 95.4% menjawab ingin meningkatkan. Angka ini adalah angka yang sangat tinggi dan dapat kita ketahui bahwa hampir seluruh responden peduli dan ingin meningkatkan jumlah konsumsi air putih harian.