Kutu loncat, itu merupakan dua kata yang pas dialamatkan kepada komisioner KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) bidang perizinan, Azimah Subagijo. Setelah Tifatul Sembiring jadi pengangguran di kabinet, Azimah Subagijo yang dua periode jadi komisioner KPI (2010-2013 dan 2013-2016) terbukti telah meninggalkan Tifatul Sembiring beserta partainya PKS. Keberhasilan Azimah Subagijo dua periode jabat komisioner KPI tidak lepas dari garansi Tifatul Sembiring yang kala itu menjabat Menkominfo 2009-2014.
Semenjak dilantik jadi komisioner KPI tahun 2010 sampai dengan 2014 Azimah Subagijo berhubungan mesra dengan Tifatul Sembiring. Azimah Subagijo dan Tifatul Sembiring bagai tutup ketemu botol, saling melengkapi dan berkolaborasi dalam sejumlah kebijakan dan manuver yang menguntungkan PKS. Azimah Subagijo dikenal sebagai juru bicara Tifatul Sembiring di KPI. Tidak heran selama 2010-2014 Azimah Subagijo rajin mondar-mandir jadi narasumber/pembicara di Kemkominfo dan DPP PKS. Lebih jauh lagi Tifatul Sembiring dan Azimah Subagijo kompak koar-koar dan sosialisasi mengenai migrasi sistem TV analog ke digital yang terkesan sangat dipaksakan.
Pilpres 2014, PKS salah main sehingga Tifatul Sembiring cuma mimpi jorok dan menelan ludah untuk dapat kembali duduk di kabinet. Setahun kemudian Azimah Subagijo mulai mencampakan Tifatul Sembiring yang sudah tidak terpilih kembali jadi menteri. Bukti perselingkuhan Azimah Subagijo Tifatul Sembiring telah berakhir adalah saat Azimah Subagijo lompat pagar ke Golkar. Azimah Subagijo yang kenal dekat dan akrab dengan Tifatul Sembiring semenjak masih sebagai aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) kini telah menjadi fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat Musyawarah Kekeluargaan Gotong royong (DPP MKGR) yang merupakan salah satu sayap dari partai Golkar. Tragis memang nasib Tifatul Sembiring ini, sudah tak jadi menteri ditinggalkan pula oleh Azimah Subagijo ke Golkar. Dengan kata lain apa yang menimpa Tifatul Sembiring ini ibarat habis manis sepah dibuang atau abang jadi menteri abang disayang, abang nggak jadi menteri, abang ditendang… Tragis memang nasib anak Medan satu ini….
Ini dia bukti Azimah Subagijo menjabat sebagai Wakil Sekjen Hubungan Luar Negeri (Wasekjend Hublu) DPP MKGR 2015-2020, MKGR dikenal sebagai salah satu ormas pendiri Gokar.
[caption caption="http://ormasmkgr.org/pengurus-2/"][/caption]
KPI ini seharusnya lembaga independen dan merupakan representasi publik, komisioner KPI harus independen dan non partisan. Azimah Subagijo sudah jelas partisan bahkan kutu loncat dari PKS ke Golkar masih juga tidak kena sanksi pemecatan. Jika Azimah Subagijo tidak segera mundur sebagai komisioner KPI maka dia inkonstitusional dan begitu pula keputusan dan tindakannya yang mengatasnamakan KPI. Membiarkan Azimah Subagijo sebagai komisioner KPI hanya akan menimbulkan conflict of interest dikarenakan dia sudah menjadi kader partai politik.
Wajar saja jika uji publik KPI perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Induk Televisi Berjaringan oleh Azimah Subagijo sengaja dibuat tidak transparan dan tidak akuntabel guna mengamankan kepentingan politik partainya.
Paling tidak Tifatul Sembiring saat ini hanya bisa isep-isep jempol dan kecewa dengan Azimah Subagijo sembari bergumam “Jauh-jauh merantau ke Jakarta jadi menteri cuma satu periode,,, itu yang awak tak sanggup… Dia awak bantu dua periode di KPI tak tahu diri, besok-besok kau bermasalah di KPI dan lantak laah kau situ wahai Azimah…”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H