Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi komponen terbesar pendapatan daerah Bukittinggi pada 2023 dengan total Rp123,112 juta. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya sebagai dampak pertumbuhan ekonomi di sektor riil. Penerimaan pajak daerah terbesar dan mencapai Rp51,690 juta karena naiknya kontribusi wajib pajak badan dan orang pribadi. Retribusi daerah juga substansial mencapai Rp39,222 juta sehubungan dengan optimalisasi pengelolaan retribusi seperti parkir, pasar, dan reklame.
Pendapatan transfer merupakan sumber kerja sama antarpemerintah. Pada 2023, realisasi transfer mencapai Rp583,728 juta atau 98,18% dari target Rp596,279 juta yang berasal dari pajak pusat, DAU, dan DAK. Komponen ini sangat berperan stabilisasi ketika PAD mengalami penurunan. Belanja daerah diukur dari pengeluaran daerah yang tercatat Rp751,239 juta untuk membiayai berbagai program membangun infrastruktur dan meningkatkan layanan dasar. Sedangkan total realisasi keseluruhan pendapatan mencapai Rp706,975 juta atau 96,36% dari target Rp733,692 juta. Capaian di atas 90% menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Namun upaya perlu terus dioptimalkan untuk meningkatkan penerimaan pada PAD dominan.
Berdasarkan data yang tersedia, dapat dianalisis bahwa realisasi pendapatan daerah Kota Bukittinggi pada tahun 2023 belum melebihi target yang ditetapkan. Namun demikian, capaian realisasi pendapatan relatif tinggi dan menunjukkan kinerja keuangan pemerintah daerah yang baik. Realisasi total pendapatan daerah Kota Bukittinggi pada 2023 adalah sebesar Rp706,975 juta, sedangkan target total pendapatan yang ditetapkan untuk tahun anggaran tersebut adalah Rp733,692 juta. Dengan demikian, capaian realisasi terhadap target hanya mencapai 96,36%. Angka ini menunjukkan bahwa realisasi pendapatan belum dapat melewati target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Meskipun belum melampaui target, capaian realisasi sebesar 96,36% yang berada di atas ambang batas 90% dinilai cukup memuaskan dan menggambarkan kinerja keuangan pemerintah daerah yang relatif baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah mampu merancang target yang realistis dan mengelola pendapatan dengan baik sehingga capaian realisasinya tinggi. Dari sisi komposisi pendapatan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sumber pendapatan terbesar bagi Kota Bukittinggi pada 2023 dengan nilai realisasi Rp123,112 juta. Jumlah ini mengin dikasi bahwa PAD menjadi tulang punggung utama pendanaan anggaran daerah. Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk terus meningkatkan upaya penerimaan dari sumber-sumber PAD.
Data yang dirilis BPS Kota Bukittinggi menyebutkan bahwa total pengeluaran daerah pada 2023 mencapai Rp751,239 juta, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp744,072 juta. Kenaikan ini mengindikasikan adanya peningkatan anggaran yang dialokasikan untuk mendanai berbagai program pembangunan. Â Beberapa sektor strategis yang biasanya mendapatkan alokasi cukup besar antara lain pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi. Dengan adanya kenaikan total pengeluaran, diharapkan anggaran untuk sektor-sektor tersebut juga mengalami peningkatan guna lebih memacu pembangunan. Peningkatan anggaran infrastruktur misalnya dapat dimanfaatkan untuk memperluas jaringan jalan dan utilitas pendukung aktivitas masyarakat. Sedangkan tambahan dana kesehatan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dasar.
Berdasarkan data yang tersedia, tidak terdapat informasi mengenai target pengeluaran daerah Kota Bukittinggi untuk tahun 2023. Oleh karena itu, sulit untuk menilai apakah realisasi pengeluaran sebesar Rp751,239 juta sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Namun demikian, besaran ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp744,072 juta. Kenaikan nilai pengeluaran ini mengindikasikan bahwa anggaran yang dialokasikan pemerintah daerah mengalami pertumbuhan untuk mendukung belanja rutin maupun pembangunan.Â
Apabila dikaitkan dengan peningkatan penerimaan daerah pada 2023, besaran pengeluaran tersebut diyakini telah memperhitungkan kapasitas keuangan daerah. Meskipun demikian, belum diketahui secara pasti pengeluaran tertinggi dikonsentrasikan pada sektor mana. Berdasarkan tren umum, kemungkinan besar pengeluaran terbesar dialokasikan untuk sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta bantuan sosial. Sektor-sektor ini lazim mendapat prioritas karena berkaitan erat dengan pemenuhan layanan dasar masyarakat.
Dalam mengembangkan Kota Bukittinggi di masa depan, beberapa kritik dan saran dapat diajukan untuk meningkatkan kualitas pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu aspek penting adalah perencanaan kota yang terintegrasi antarsektor. Perlu adanya koordinasi yang matang antara instansi terkait di pemerintah daerah agar program-program pengembangan di bidang pariwisata, lingkungan, infrastruktur, sosial, dan ekonomi dapat saling mendukung. Tanpa sinergi antarsektor, pembangunan berisiko tidak terarah secara optimal.Â
Di sisi lain, peningkatan kualitas pariwisata menjadi salah satu kunci untuk kemajuan ekonomi Kota Bukittinggi. Namun hal ini juga harus diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungan dan budaya yang kuat. Pembangunan fasilitas wisata perlu mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan budaya agar memiliki dampak positif jangka panjang. Kota ini memiliki potensi pesona alam dan sejarah yang patut dimanfaatkan secara cerdas untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H