2004 MDPL
Ku melihat ke atas,
ke dirinya, puncak.
Dia sangat tinggi,
begitu mengagumkan dan mempesona.Kuharap aku bisa seperti dirinya.
Mempesona seperti dirinya,
semua pasang mata, tertuju pada dirinya.
Hanya padanya.Namun, apalah arti diriku jika dibandingkan oleh dirinya.
Lebih banyak orang yang memilih pergi ke puncak daripada ke diriku.
Orang-orang hanya datang melewatiku hanya untuk menuju ke dirinya.
tanpa sekalipun menengok ke arahku.
Merasakan kesepian, ditengah keramaian itu menyakitkan.
Ramai, tapi jiwaku terasa seperti tak berada disini,
dianggap tak ada.
Aku, merasa tak bisa menggapainya.Tapi aku tak bisa.
Mungkin aku sudah ditakdirkan,
tidak bersama dia.
Ditakdirkan hanya untuk mengagumi nya.Amor Fati
Aku hanya bisa menerima nasib,
menerima takdir,
dan mencintai takdir apa adanya.
Puncak mengungkapkan perasaannya. Namun sayang, suaranya terlalu lirih tak sanggup mengalahkan suara gema, tidak ada yang mendengarkan perasaannya.
~ Danau, 2004 MDPL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H