Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kisah, (Bantuan) Banjir Losari Belum Surut

9 Maret 2018   18:37 Diperbarui: 9 Maret 2018   19:02 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SIANG itu, suasana di sekitar Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, tampak  tenang. Tidak sedikit warga yang tengah sibuk membersihkan perabotan  rumah tangganya yang sebelumnya tergenang banjir. Selain perabotan,  beberapa warga juga tampak membersihkan akses jalan karena terendam  lumpur dengan ketebalan antara 20 hingga 50 sentimeter. Banjir bandang  yang menggenangi pemukiman itu, sedianya telah melumpuhkan perekonomian  di wilayah tersebut. 

Praktis, warga yang bermukim di tepi Sungai  Cisanggarung ini membutuhkan bantuan makanan maupun perlengkapan tidur  serta mandi. Sebab, seluruh isi rumahnya nyaris tidak bisa difungsikan  karena diterjang banjir. Melihat kondisi itu, Paguyuban Alumnus Sekolah  Pendidikan Guru (SPG) Negeri Slawi tahun 1980, tergerak hatinya untuk  memberikan bantuan. Gerakan moral ini, dipandegani Kepala Badan  Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tegal Edi Budiyanto yang merupakan  alumnus SPG tahun 80-an.

"Saat kami melihat di media televisi dan  media massa tentang bencana banjir itu, kami langsung mengkoordinir  teman-teman SPG untuk membantu mengurangi beban korban banjir di Losari  dan Cileduk," kata Edi, melalui rilisnya, Jumat (9/3).

Edi  menuturkan, kondisi pascabanjir di dua wilayah itu, sangat mengharukan.  Luapan air Sungai Cisanggarung, tidak hanya merendam rumah-rumah warga,  tapi juga merusak infrastruktur jalan, fasilitas umum, dan pendidikan.  Parahnya lagi, hampir seluruh pelajar sekolah di wilayah tersebut,  mayoritas baju seragamnya hilang terbawa banjir. Dengan begitu, mereka  tidak mengenakan baju seragam ketika berangkat ke sekolah. Bahkan,  mereka juga terpaksa hanya memakai sendal jepit atau sendal kulit karena  sepatunya disapu banjir.

"Kali ini, kami hanya membantu 100  paket sembako. Semoga, bantuan ini bermanfaat untuk keluarga korban  banjir," kata mantan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Kabupaten Tegal itu.

Edi tak menampik, untuk menuju ke lokasi  bencana, memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Perjalanan dari Tegal  ke Losari, jarak tempuhnya hampir 2 jam. Sedangkan dari Losari ke  lokasi bencana, lebih dari 1 jam. Jalan yang dilewati itu, tidak semulus  seperti jalan tol. Aspal jalan sudah banyak yang mengelupas karena  diterjang banjir. Bahkan, tidak sedikit jalan yang masih terendam  lumpur.

"Anggota paguyuban kami sekitar 150 orang. Mereka  merupakan guru-guru senior yang hampir pensiun. Di masa menjelang  pensiun itu, mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk berbagi,"  pungkasnya.

Seperti diketahui, di Kecamatan Losari Kabupaten  Brebes, terdapat 7 desa yang dilanda banjir. Yakni, Desa Losari Kidul,  Desa Kedungneng, Desa Babakan, Desa Jati Sawit, Desa Pengabean, Desa  Karangsambung dan Desa Pekauman. Sedangkan di wilayah Kabupaten Cirebon,  terdapat lima kecamatan yang terendam banjir, antara lain Kecamatan  Pasaleman, Ciledug, Pabuaran, Pabedilan dan Losari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun