Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Batik Salem (Brebes) #2

4 Maret 2018   19:12 Diperbarui: 4 Maret 2018   19:34 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Batik Salem (Brebes) #2

Sejatinya keinginan itu telah lama membuncah. Aku berkeinginan mengajakmu menengok sentra industri batik di kampung kelahiranku : Kabupaten Brebes. Selama ini orang hanya mengenal batik identik dengan Trusmi Cirebon, Pekalongan, Surakarta, Yogyakarta dan Lasem. Padahal di kampung kelahiranku ada sentra kerajinan batik. Aku tahu kau mungkin tidak tahu  mengenai sepetak wilayah di ujung selatan Kabupaten Brebes ini.

Salem demikian wilayah itu bernama. Di sinilah industri batik bergeliat di tengah dinamika zaman yang penuh pergolakan. Batik Salem membentuk narasi kesejarahan dan begitu menyentuh serta membentuk risalah menarik. Tak hanya risalah potensi ekonomi. Lebih dari itu, batik Salem telah menorehkan sisi kemanusiaan yang terjalin dari selembar kain hingga menjadi gaun, kemeja atau baju yang menawan.

Begitu yang menarik, menyentuh dalam melihat mozaik kehidupan batik di Kabupaten Brebes yang bermula di Salem. Aku ingin mengajakmu menyusuri kampung -- kampung batik yang tersebar di kecamatan Salem. Dari Bentar dan Bentarsari, sembari menikmati desir angin yang menyisir gunung Lio dan gunung Segara. Dengan mengungkapkan apa yang kulihat serta mencecap temasa mimpi yang tergambar dalam hasil seluloid film, aku ingin berbagi cerita soal batik Salem. Hingga engkau menjadi tahu soal narasi batik yang menjadi ikon tanah kelahiranku.

Dari Salem inilah berkembang batik Brebesan. Cluster batik di Kabupaten Brebes berkembang tak hanya di Salem tapi sudah berkembang di wilayah Ketanggungan dan dukuh Pandansari Kaliwlingi. Aku perlu menjelaskan padamu, bahwa batik Brebesan menjadi ciri khas berkelanjutan dari sebuah risalah batik di Salem.

Semoga cerita panjang ini tidak menjenuhkan . Dari wilayah Salem inilah kata-kata, foto, impian, harapan dan sepenggal risalah kutuliskan dan kuwartakan hingga terkembang batik Brebesan.

Sejarah Batik Salem (Brebes) #2
Sejarah Batik Salem (Brebes) #2
Identitas dan Living Culture

Kau bertutur soal batik dengan identitas dan living culture yang dihayati oleh masyarakat. Adalah batik Brebesan  mulai mengakomodir living culture masyarakat di Kabupaten Brebes. Padahal engkau pernah bercerita soal ketaatan pembatik Brebes pada motif warisan leluhur yang didominasi nilai-nilai konservatif. Sebutlah motif kopi pecah, manggar atau gringsing.

Tentang identitas dan living culture pada batik Salem kuperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dekranasda Kabupaten Brebes yang bekerja sama dengan Balai Besar Batik Yogyakarta mencoba merumuskan identitas batik Salem dengan living culture masyarakat Kabupaten Brebes. Minimal menjadi branding image tentang Brebesan.

Beberapa motif pun terlahir dengan pengayaan warna cerah dan memikat. Lahirlah motif-motif baru seperti motif bebek, telor asin dan gudang bawang. Terakhir para perajin batik di Kabupaten Brebes mendesain motif wilayah pesisir Brebes yakni motif biota laut. Bila tak salah hitung ada 19 motif yang dikembangkan. Kesembilan belas motif tersebut mencirikan spirit dan karakter masyarakat Kabupaten Brebes.

 Tambah motif tentu menambah kualitas pewarnaan dan kreativitas yang menjadikan rasa hayat terhadap lingkungan dan peluang ceruk ekonomi yang terbuka dengan pasar batik. Betapapun publik telah mengetahui soal batik yang makin trendi dan digemari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun