Pagi itu jalanan kota Surabaya sangat padat. Klakson mobil dan motor saling bersahutan bagaikan burung yang berkicau. Terdengar pula kata kiasan khas orang Surabaya yang turut mengiringi pagi hari itu. Pagi hari itu keluarga Pak Somad tak tampak seperti biasanya. Pak Somad sibuk menyiapkan mobil untuk mengantar istrinya ke Rumah Sakit Dr. Soetomo.
“Munah... munah... tolong ambilkan selimut untuk ibu, cepat” teriak Pak Somad
“Nggih pak, sekedap”
Dengan terburu buru munah mengambil selimut berwarna kuning bergambarkan kartun rugrats. Kemudian dengan perasaan yang cemas, pak Somad menjalankan mobilnya menuju Rumah Sakit Dr. Soetomo. Nasib sial menimpa Pak Somad, belum sampai ketujuan mobil Pak Somad terjebak macet di jalan kertajaya. Kesialan Pak Somad tidak berhenti sampai situ saja, ban mobil Pak Somad terkena paku yang memaksanya harus berhenti. Pak Somad mulai dilanda kebingungan, istrinya sedari tadi tidak henti hentinya menjerit menahan sakit. Pak Somad kemudian memesan taxi untuk mengantar istrinya. 15 menit kemudian taxi pesanan Pak Somad sampai dan langsung bergegas menuju Rumah Sakit.
Rasa cemas dan bingung bercampur aduk dikepala Pak Somad. Dia tak henti hentinya memanjatkan doa meminta keselamatan istri dan anaknya. Munah yang melihat Pak Somad gelisah turut merasakannya pula. Bagaimana tidak, dia sangat dekat sekali dengan istri Pak Somad. Hampir tiap hari dia merawat istri Pak Somad yang sedang hamil tersebut. Keadaan yang genting ini membuat Pak Somad melamun karena terlalu banyak hal yang berputar dikepalanya. Ditengah lamunannya, pak Somad dikagetkan oleh seorang suster.
“Selamat pak, istri bapak melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik” kata suster yang membuyarkan lamunan Pak Somad.
Dengan refleknya Pak Somad melakukan sujud syukur yang diiringi dengan air mata kebahagiaan yang mengucur dari mata sayunya.
“Sus, bolehkah saya bertemu dengan istri dan anak saya?”
“Boleh pak, tapi Pak Somad bisa bicara sebentar dengan saya?”
Pak Somad mengangguk yang kemudian mengikuti suster menuju tempat duduk di lorong Rumah Sakit tersebut. Munah yang dari tadi merasa bahagia dengan kabar yang diberikan suster tadi sedikit bertanya tanya apa yang dibahas oleh Pak Somad dan suster tersebut. Tak berselang lama, pak Somad berjalan menuju ruangan istrinya dengan wajah yang sedikit terlihat shock.
“Kenapa tuan bermuka shock begitu, adakah hal yang terjadi?” Munah membatin dalam hatinya