Mohon tunggu...
Arjuna Wiwaha
Arjuna Wiwaha Mohon Tunggu... -

Pengamat masalah sosial dan politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wanita Sang Penakluk

17 Desember 2013   20:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:49 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penyadapan telpon oleh pemerintah Australia yang terkuak di media akhir-akhir ini , membuat berang pejabat-pejabat pemerintah Indonesia. Suasana mulai memanas ditambah dengan komentar-komentar dari para politisi dan anggota DPR, seperti kembang api di udara menarik dilihat namun tidak ada dampak yang berarti, tetapi pihak istana Cikeas lebih panas, lebih heboh sampai- sampai SBY memberikan statement yang seharusnya tidak perlu disampaikan oleh seorang presiden. Lebih menarik lagi sebagian  besar rakyat Indonesia tidak tergerak dengan kasus penyadapan ini.Konon sebagian materi yang disadap itu adalah pembicaraan Ani Yudhoyono, rupanya terdeteksi oleh pihak Australia orang yang paling kuat ( baca: berpengaruh) di Indonesia bukan SBY namun istrinya, sehingga mungkin pembicaraan-pembicaraan Ani Yudhoyono merupakan informasi yang sangat penting atau dapat mempengaruhi keputusan SBY. Seperti petikan paragraph dalam artikel Detiknews, Wikileaks tanggal 15/12/2013 sebagai berikut:

Dalam laporan Intelijen Australia dengan subjek 'A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE' dituliskan, TB Silalahi bercerita bahwa staf presiden merasa terpinggirkan dengan pengaruh Ibu Ani itu.

Selain itu juga dilaporkan Ani menginginkan membangun dinasti keluarga dengan menyiapkan Agus Yudhoyono menjadi presiden selanjutnya.(dikutip dari Detik News)

Walaupun berita ini disanggah oleh pejabat pemerintah dan kebenarannya juga masih diragukan. Pengaruh seorang wanita dalam kehidupan seorang pemimpin atau presiden tidak bisa dipungkiri oleh siapapun.Sejarah membuktikan bagaimana ibu Inggit mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil Soekarno, atau  ibu Tien mempunyai peran yang sangat kuat dalam masa pemerintahan Soeharto. Jadi hal yang lumrah saja jika ibu Ani mempengaruhi SBY dalam pengambilan keputusan.Sejak jaman Adam dan Hawa sampai sekarang wanita memang ditakdirkan sebagai “Sang Penakluk” laki-laki.Coba kita lihat sejarah kehidupan manusia  yang sudah 2000 tahun ini, wanitalah  yang lebih berkuasa.

Akhirnya malah nampak aneh kalau seorang Dahlan Iskan kemudian melarang istri-istri direksi BUMN untuk ikut-ikutan berperan dalam aktivitas kerja suami, Dahlan Iskan berani memberhentikan direksi yang isterinya ikut campur di dunia kerja suami.Dahlan Iskan berani melakukan hal itu mungkin karena beliau tidak takluk kepada istrinya. Beliau seorang yang tegas, jujur dan berani ambil resiko, ciri dari seorang pemimpin yang benar. Konon SBY selalu ragu-ragu untuk mengambil keputusan karena beliau tidak bisa mengambil keputusan atas pertimbangan dari dirinya, masih memerlukan masukan dari pejabat disekitarnya terutama istrinya.Mari kita cermati sebuah syair lagu  yang tahun 70 an dinyanyikan Rien  Djamain atau Koes hendratmo    “…….adakala pria tak berdaya tersungkur dipeluk wanita……….”, Jadi masalah penyadapan oleh Australia tidak usah terlalu dipikirkan, kita mendendangkan lagu saja seperti SBY menyanyikan lagu ciptaannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun