Konon PDIP sedang menyusun duet Megawati - Jokowi untuk Pilpres 2014, kalau hal ini terjadi ,PDIP menurut saya sedang melakukan “hara-kiri”. Sebagian besar rakyat yang tadinya tergerak untuk memilih Jokowi akan mengalihkan pilihannya kepada kandidat presiden lainnya, mungkin pilihannya dialihkan ke Prabowo atau Wiranto . Gerindra dan partai politik yang lain sangat diuntungkan jika skenario Megawati-Jokowi benar-benar diluncurkan.Kemungkinan menang fifty-fifty .PDIP dapat kehilangan peluang emas jika mencalonkan Megawati sebagai orang no 1. Rakyat ingin perubahan yang significant tidak hanya tambal sulam.Dengan memasukan nama Megawati menjadi anti klimaks, gairah rakyat untuk memilih Jokowi meredup .PDIP perlu menyadari bahwa daya tarik PDIP untuk memenangkan pemilu dan pilpress bukan karena partai PDIP, tetapi karena sosok Jokowi sebagai pribadi. Andaikan Jokowi dimanfaatkan untuk mendudukan Megawati sebagai presiden, kasihan Jokowi hanya sebagai pelengkap penderita, menurut saya lebih bermanfaat untuk Jokowi sebagai Gubernur DKI daripada wakil presiden.Coba simak berita di Detikcom seperti dibawah ini:
Jakarta- Elite PDIP mulai menyusun skenario duet Mega-Jokowi di Pilpres 2014. Skenario ini bakal jadi pepesan kosong karena masyarakat tak menghendaki Jokowi sebagai cawapres pasangan Mega.
"Hampir semua lembaga survei sudah membuat simulasi kalau Mega-Jokowi itu kemungkinan bisa kalah," ujar pengamat psikologi politik Hamdi Muluk kepada detikcom, Kamis (19/12/2013).
Menurut Hamdi, elektabilitas Jokowi memang masih paling tinggi saat ini. Namun masyarakat memilih Jokowi sebagai capres, bukan sebagai cawapres.
"PDIP silakan cermat, masyarakat klimaksnya di Jokowi presiden, kalau Megawati kalah, anti klimaks," kata akademisi UI ini.
Namun Hamdi memahami kenapa elite PDIP mendorong pencapresan Mega. Karena mereka belum percaya Jokowi adalah bagian dari 'Mega Group'.
"Mereka tak yakin jokowi 'belong to us', menjadi bagian dari 'Mega Group'," katanya.
PDIP sebaiknya tahu diri dan berani menolak keinginan Megawati/elite PDIP untuk mengikuti pilpres. Skenario ini perlu dikalkulasi secara matang, jangan sampai merugikan kepentingan bangsa hanya karena ambisi pribadi atau kepentingan PDIP saja.Kalau dari pertimbangan elite PDIP loyalitas Jokowi masih diragukan, lebih baik jika yang dicalonkan Pramono Anung atau Budiman Sujatmiko atau Ganjar Pranowo mendampingi Jokowi sebagai wakil presiden ketimbang Megawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H