Mohon tunggu...
Arjuna Ahmad
Arjuna Ahmad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Stop being who you were, and become who you are.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertunjukan Sulap di Pasar Rakyat (Tradisional)

28 November 2014   23:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14171669761115664185

Pasti pada penasaran kan dengan judul yang saya pilih, padahal tema itu adalah salah satu dari berbagai macam keunikan yang terdapat di pasar tradisional di kampung saya loh. Naah, oleh sebab itu saya akan berbagi cerita berdasarkan fakta yang memang benar-benar terjadi. Bukan fiksi loh ya, nanti kalau sifatnya fiksi ga diterima lagi sama kompas..hehe

Oke, saya akan mulai menceritakan pengalaman mengenai pasar tradisional di kampung saya. Pertunjukan sulap yang saya maksud dalam tema yang saya pilih itu memang benar ada di pasar tradisional kampung saya, tapi saya tidak tahu apakah ada juga terdapat pada pasar-pasar tradisional di daerah lain. Tapi saya akan berfokus pada pasar tradisional di kampung saya. Yang namanya pasar sudah pasti identik dengan tempat transaksi jual-beli, tapi berbeda dengan pasar yang ada di kampung saya yang mempunyai keunikan tersendiri yaitu adanya pertunjukan sulap.

Naah, ini adalah bagian menariknya, kenapa di tempat yang identik dengan jual-beli, orang ramai lalu lalang dengan beragam suara yang terdengar dan sangat berisik..hehe. Tapi di tempatku malah ada pertunjukan sulap, naah ini dia maksud dan tujuannya. Sebenarnya pertunjukan itu dijadikan sebagai media atau sebagai daya tarik pembeli, karena biasanya pesulap itu berprofesi sebagai penjual obat, dan dengan pertunjukan sulap dijadikan strategi penjualannya. Dan daya tariknya jangan ditanya lagi, karena biasanya orang pada ngumpul tuh disana pada berebut ingin melihat atraksi si pesulap dan pengunjung pasar yang melihat pertunjukan biasanya bikin lingkaran secara langsung tanpa aba-aba, rapi deh pokoknya.

Kemudian dari segi arsitektur bagunannya, sebenarnya bukan bangunan sih kalau di tempat saya, soalnya tempat-tempat para pedagang menjajakan dagangannya itu seperti pondokan yang bahannya dari kayu, bambu dan beratapkan terpal atau rumput ilalang yang sudah dikeringkan. Dan menurut saya, itu yang dimaksud dengan pasar yang dikategorikan sebagai pasar tradisional yang sesungguhnya. Dan suasana klasiknya juga terasa banget dengan didukung oleh arsitektur tempat penjualan seperti itu. Jadi bukan yang seperti bangunan yang terbuat dari bahan bangunan seperti biasanya. Dan ada juga yang langsung menggunakan sebuah keranjang yang terbuat dari bambu, mereka menaruh barang dagangan di dalam keranjang tersebut. Dan begitulah kira-kira gambaran dari pasar tradisional di kampung saya. Sekian..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun