Jangan pulang kalau tidak bawa beberapa bungkus dari Kremus Bu Tohir
Saya sedang melaksanakan KKN di Desa Pakis selama 1 bulan. Dan saya berkesempatan untuk berkunjung ke tempat pembuatan Kremus atau nama lainnya untuk cacing. Makanan ini sangat populer pada saat lebaran, namun untuk dapat mencicipi unthuk cacing atau Kremus tidak perlu menunggu pada saat lebaran karena di Desa Pakis karena Bu Tohir menjual dan membuat makanan unthuk cacing atau Kremus. Kremus Bu Tohir menjadi makakan kaki lima favorit warga di Desa Pakis dan sekitarnnya karena rasanya yang enak dan murah. Kremus Bu Tohir, terbuat dari tepung ketan dan rempah-rempah yang dibentuk menjadi bentuk yang tidak beraturan seperti cacing. Meski memliki bentuk yang tidak beraturan Kremus atau untuk cacing memiliki rasa yang gurih dan renyah, Namun dalam produk Bu Tohir belum memiliki kemasan yang menarik oleh karena itu,
Mahasiswa dari Universitas Diponegoro memiliki program untuk meningkatkan daya tarik produk UMKM di Desa Pakis, khususnya produk Kremus Bu Tohir, melalui beberapa inisiatif penting. Program ini mencakup pembuatan kemasan dan pelabelan produk yang menarik serta informatif, sehingga dapat menarik perhatian warga yang melintas di Desa Pakis untuk membeli oleh-oleh dari Kremus Bu Tohir. Desain kemasan yang menarik dan pelabelan yang memuat informasi lengkap terkait produk, seperti komposisi bahan dan manfaatnya, diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk di tengah persaingan bisnis yang ketat.
Selain itu, mahasiswa juga mengedukasi UMKM di Desa Pakis tentang pentingnya menginformasikan komposisi bahan dan manfaat produk pada kemasan, karena banyak produk UMKM yang belum memberikan informasi tersebut. Dengan informasi yang jelas, konsumen akan lebih tertarik dan percaya untuk membeli produk Kremus Bu Tohir, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan UMKM tersebut.
Program lainnya adalah pengenalan dan monitoring HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) pada skala rumah tangga Kremus Bu Tohir, serta proses perizinan usaha. Dalam hal ini, perhatian khusus diberikan pada proses produksi yang higienis, seperti mengganti minyak goreng yang sudah digunakan lebih dari empat kali dan menjaga kebersihan tempat produksi agar produk tetap aman dikonsumsi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat juga menjadi fokus program ini, mengingat risiko yang ada dalam proses produksi Kremus Bu Tohir, seperti penggunaan wajan penggorengan. Dengan lingkungan kerja yang baik, produktivitas dan kualitas produk diharapkan meningkat. Oleh karena itu, mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri kecil rumah tangga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya kerja.
Untuk mempermudah proses pemasaran dan pemesanan, mahasiswa memberikan pelatihan penggunaan WhatsApp Business. Dengan fitur-fitur seperti Quick Replies dan Labels, Bu Tohir dapat lebih efisien berinteraksi dengan pelanggan dan mengelola pesanan. Selain itu, mahasiswa juga melatih Bu Tohir untuk membuat toko di Tokopedia, sehingga produk Kremus Bu Tohir dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan dikenal lebih banyak orang. Dengan demikian, lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman diharapkan dapat mendukung keberlangsungan usaha ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H