Mohon tunggu...
Arjuna Bingung
Arjuna Bingung Mohon Tunggu... -

...Bukan sekedar "BENER", tapi harus "PENER"...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi Menjadi Presiden Terpilih Ternyata Sebuah Kesalahan?

11 Oktober 2014   16:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:28 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengamati perkembangan politik pasca pilpres 2014 benar-benar “mengasyikkan”, dari tingkah dan polah Pak Prabowo dengan KMP nya yang berhasil meng-gol-kan pilkada lewat DPRD sehingga hak rakyat untuk memilih secara langsung menjadi tercabut, menyapu bersih seluruh kursi pimpinan legislatif sehingga membuat atsmosfer demokrasi menjadi mengkhawatirkan, hingga manuver-manuver Pak SBY dengan Demokrat nya, sampai yang terakhir adalah pernyataan Pak Hashim yang begitu heboh ingin menjegal pemerintahan Pak Jokowi, yang ternyata, menurut keterangan beliau dipelintir oleh media lokal dan tidak sesuai dengan naskah aslinya yang berbahasa inggris.

Tapi apapun itu, setelah sampai pada titik ini saya menjadi merasa bahwa pak Jokowi memang belum seharusnya terpilih menjadi presiden RI. Saya berharap penilaian saya ini salah. Membayangkan gesture fisiknya ketika diwawancara oleh wartawan media, yang hampir selalu bilang “hah.. apa.. hah” sambll kepalanya didongak-2 kan, seperti bukan gesture yang meyakinkan untuk memimpin bangsa, tapi itupun coba saya hilangkan dengan argumen saya pribadi bahwa yang penting adalah kemampuan leadership nya, untuk apa pemimpin yang kelihatan tegas kalau tidak punya jiwa leadership yang kuat, tidak punya visi dan misi yang bagus.

Tapi lagi-lagi berbicara masalah leadership juga membuta saya kecewa, bagaimana begitu terlihat kurang powerfull nya Pak Jokowi untuk mengatur, atau paling tidak memberi pengaruh pada partai pengusungnya sehingga bisa membentuk pemerintahan yang stabil dan kuat ditingkat legislatif, bagaimana kurangnya kemampuan diplomasi politiknya untuk merangkul kawan politik sebanyak-banyaknya, kalaupun itu diakibatkan oleh besarnya pengaruh Bu Mega, artinya kemandirian Pak Jokowi juga menjadi perlu untuk dipertanyakan.

Belum lagi kalau mau bicara masalah etika politik, walaupun saya meyakini tidak ada etika dalam politik, berbarengan dengan ramainya pernyataan Pak Hashim di media, muncul pengakuan bahwa benar telah menerima dana kampanye sebesar 6 miliar rupiah, dan mungkin lebih dari itu yang dikeluarkan secara langsung untuk mendukung pencalonan beliau menuju DKI-1, lengkap dengan perjanjian batu tulisnya, yang bersepakat bahwa akan mengusung Pak Prabowo menjadi Presiden RI pada pilpres 2014. Tapi itupun diingkari atau dengan bahasa yang lebih kasar, dikhianati.

Artinya Pak Jokowi maju sebagai capres dengan landasan pengingkaran dan inkonsistensi janji politik, itu sudah merupakan sebuah kesalahan, sesuatu yang ditanam diatas sebuah kesalahan, kemungkinan besar akan berbuah kesalahan-kesalahan yang lain.

Tapi bukankah manusia memang tempatnya lupa dan dosa, tempatnya salah. Dan semua kesalahan seharusnya bisa diperbaiki jika benar-benar ada niat yang baik dan tulus dari semua pihak, walaupun mungkin dalam konteks poltik sangat sulit untuk dilakukan, sangat besar harapan saya kedua kubu yang sedang berseteru bisa saling merendahkan ego, demi rakyat, yang selalu anda jadikan alamat pada setiap perkataan dan peryataan politik anda.

Presiden Indonesia sudah terpilih, mari kita kawal kinerja pemerintahannya, mari kita awasi lembaga- lembaga legislatif supaya tidak “lagi” membuat keputusan yang merugikan rakyat, sesuai porsi dan kemampuan kita masing-masing tentunya. Have a nice weekend….. :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun