Mohon tunggu...
Arjuna WaraSaputra
Arjuna WaraSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi Universtitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan dan Permasalahan Sosial di Masyarakat

26 Maret 2023   11:27 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentunya dapat kita ketahui bahwa masih sangat banyak Permasalahan Sosial di Indonesia yang belum bisa dibenahi seperti Kemiskinan, Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di seluruh negara berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. Lingkaran kemiskinan terus terjadi, karena dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mengakses darana pendidikan, kesehatan, dan nutrisi secara baik sehingga menyebabkan kualitas sumberdaya manusia dari aspek intelektual dan fisik rendah, berakibat produktivitas juga rendah.

Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan sejak kemerdekaan secara signifikan telah berhasil mengurangi jumlah dan proporsi penduduk miskin di Indonesia. Namun terpaan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi menyebabkan keterpurukan ekonomi yang kembali mencuatkan jumlah dan proporsi penduduk miskin hampir setengah dari penduduk Indonesia. Apapun penyebabnya persoalan kemiskinan tetap menjadi masalah besar yang perlu mendapat perhatian dan tindakan konkrit melalui pelaksanaan program-program baik yang bersifat penyelamatan, pemberdayaan maupun fasilitatif.

Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan tidak hanya disebabkan satu hal saja. Mengutip Edi Suharto dalam Buku Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kemiskinan bersifat multidimensional yang disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia
2. Motivasi yang rendah
3. Pandangan dalam hubungan kekeluargaan
4. Terbatasnya pilihan lapangan kerja yang memadai
5. tidak kreatif

Jenis Kemiskinan
Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan. Secara umum, terdapat 6 jenis kemiskinan. Simak penjelasan berikut.
1. Kemiskinan subjektif
Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Individu dengan persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya saja ia merasa tidak puas dengan pendapatannya.
2. Kemiskinan mutlak
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan individu atau keluarga berada di bawah persyaratan kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.
3. Kemiskinan relatif
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan ketimpangan pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya pekerjaan.
4. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam. Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas masyarakat.
5. Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-orang dengan budaya santai yang tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti masyarakat modern.
6. Kemiskinan struktural
Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber daya yang tersedia.
Setelah memahami pengertian, penyebab, dan jenis kemiskinan, siswa diharapkan dapat berpikir kritis terkait masalah sosial ini.

Indikator Kemiskinan

Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. World Bank mendefinisikan kemiskinan dengan menggunakan ukuran kemampuan/ daya beli, yaitu US $1 atau US $2 per kapita per hari. Sementara itu, BPS mendefinisikan kemiskinan didasarkan pada garis kemiskinan,(poaerty line). Nilai garis kemiskinan yang digunakan untuk menentukan kemiskinan mengacu pada kebutuhan minimum yang dibutuhkan oleh seseordngr yaitu 21,00 kalori per kapita per hari, ditambah dengan kebutuhan minimurn non-makan yang merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi: papan, sandang, sekolah, transportasi, sera kebutuhan rumah tangga dan individu yang mendasati^yu. Menurut BllS, seseorang/ individu yang pengeluarannya lebih rendah dari Garis Kemiskinan maka seseorang/individu tersebut dikatakan miskin. Sedangkan kemiskinan menurut Bappenas (2004) adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok ordngr laki dan perempuan, yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar manusia tersebut meliputi: terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, pekerja.rn, penunahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik

Strategi Pengentasan Kemiskinan

Strategi pengentasan kemiskinan kontekstual Indonesia dapat diambil melaui berbagai langkah strategis, antara lain:

Dari aspek individu sebagai seorang kepala keluarga, yang berusia lanjut:
a. Diberi kesempatan untuk berwirausaha, yakni terlebih dahulu menggali kebisaan mereka untuk diberi pelatihan dan pendampingan terlebih dahulu.
b. Bekerjasama dengan kementrian ketenagakerjaan dan pihak perbankan untuk memberikan permodalan kepada yang bersangkutan.
c. Setelah modal cair, maka kepala keluarga tersebut diberi bantuan modal fisik usaha misalnya perangkat alat, rombong jualan, mesin jahit, yang bukan berbentuk dana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun