Game tidak pernah lepas dari kehidupan, seakan-akan sudah menjadi bagian dari rutinitas keseharian. Berbagai Game Online, game PC sampai Game Mobile telah membooming dikalangan remaja dan anak-anak. Setiap hari tak jarak kita melihat orang berkunjung ke warnet game atau warnet PlayStation. Pertanyaannya mengapa harus setiap hari atau setiap jam? Bukankah efek dari game itu bermacam-macam baik efek positifnya ataupun negatifnya. Efek atau dampak dari game tersebut juga berpengaruh pada kehidupan sosial para pecandu game tersebut, salah satunya adalah malas belajar, jarang mengerjakan tugas rumah. Nah, terus megapa para pendidik (orang tua, guru,dll) kurang berperan dalam membekali pengetahuan mengenai dampak, benefit, ataupun bagaimana mengatur anak bermain game. Okelah. . . bermain game itu juga dapat membangun kognitif anak, ada dampak positifnya yaitu anak bisa lebih kreatif, imajinatif, reflektif. Kreatif misalnya dalam permainan game strategi (Age of Empire) yang lebih menekankan pada perencanaan, anak menjadi kreatif dalam menempatkan strategi agar bisa mencapai misi game tersebut. Reflektif misalnya bermai game Call of Duty, game tersebut menekankan reflek dari motoriknya. Banyak efek dari game, efek negatif maupun positif. Sebagai orang yang sadar akan dampak ini seharusnya para pendidik supaya bisa mendidik melalui game. Menjadikan game sebagai media pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H