Mohon tunggu...
Arizald Van Gobel
Arizald Van Gobel Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dosen dengan banyak minat namun terbatas kesempatan

Aku hanyalah orang biasa yang ingin melihat dunia dari berbagai pandangan berbeda untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Our self Kingdom!

22 April 2014   20:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ini hanyalah luapan emosi tak terbendung yang meluap menjadi bencana dalam bentuk aksara yang seharusnya tidak pernah terungkapkan. Bagaimana ketika banyak hal yang berkeliaran mengintari pikiran, membajak perasaan dan menghancurkan emosi? harus dari mana memikirkan semua itu atau harus dari mana merasakannya satu per satu?

Dalam setiap diri mempunyai beberapa hal yang tidak terbendung oleh perasaan ataupun kemapuan untuk melogikakannya sehingga terlihat realistis atau paling tidak terlihat berperasaan.  Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat itu yang terlihat sebagai reaksi ekpresif yang realistis atau berperasaan sehingga tidak tergambar terlalu sentimen dalam berlaku. Inilah hal yang selalu terpikirkan, bagaimana menahan iblis yang sedang bersembunyi dalam diri dan membakar perasaan sertaa membunuh logika. sisi gelap ini selalu menjadi perasaan busuk dan pikiran kotor yang menjadikan dosa tak terlihat, tapi semua orang pasti ingin terlihat baik-baik saja. Semua orang menginginkan gambaran yang bagus dari orang disekitar terhadap mereka. Ini adalah semua hal tentang rahasia, tentang persembunyian dan tentang sisi gelap setiap jiwa. Ingatkah tentang seperti apa imajinasi liar dari yang terliar yang penah terlintas dalam benak, yang disembunyikan dengan rapih, yang dirahasiakan dengan aman. Seperti apa itu? masih merasa baik-baik saja? atau ada iblis yang berdiri disebelah? bagaimana bisa hidup dengan nyaman atas semua sampah serapah yang disembunyikan itu? yah jawaban paling sederhana untuk semua itu adalah tidak semua kebenaran atau kejujuran harus diungkapkan, karena ada kebenaran yang lebih baik untuk tetap menjadi rahasia. Lalu apakah bijaksana dengan menidak-jujurkan kebenaran itu? karna tempat dimana diriku berada adalah siang dan malam, adalah utara dan selatan, adalah laut dan darat, adalah langit dan bumi, bukan surga yang adalah terang dan terang. Tempat ini adalah dimana ada hak untuk dapat memilih sisi gelap atau terang sekalipun kegelapan setiap jiwa akan mutlak menjadi bagian dari adanya terang. bahkan bumi pun tidak dapat memilih untuk tetap menjadi siang, kenapa? karena malam dengan bintang-bintang pun indah bukan! tapi kita jiwa yang bebas dengan hak menentukan, lalu kenapa kita tidak memilih untuk menjadi terang saja tapi menyembunyikan bayangan gelap dibelakang? karena kau menikmati bukan indahnya sisi binatang dalam gelap itu bukan!! Tidak usah sentimen terhadap kondisi seperti itu jawab saja "manusiawi aja kan", done! Lalu dengan kata-kata itu kebanyakan orang ingin membenarkan dirinya atas perbuataan, perasaan dan pikiran sampah mereka dan berkata "lihatlah aku orang baik!" atau "aku baik-baik saja bukan?", nyamankah kau dengan itu? oh ini bukan lagi pertanyaan penting untuk dijawan, kita semua tahu jawabannya karna kita melakukan dengan sadar waras.

Apakah kita baik-baik saja dengan sampah serapah yang kita anggap indah untuk dirahasiakan sebagai iri hati, kebencian, kemunafikan, kebohongan, dendam, penyesalan, maaf yang tidak sampai karna angkuh, nafsu dan insting binatang didalam bayangan kita? yah kamu baik-baik saja karna itulah kerajaanmu, It's Yourself Kingdom! Dan semua akan baik-baik saja selama tidak kau bagikan kerajaanmu itu kepada orang lain dimana iblismu bersembunyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun