...Diajeng. Seperti hari biasanya; pagi ini, kamu pun kacau sekali. Tubuhmu lengket keringatnya kecut, menambah kusut jatuh rambutmu semerawut berdaster tipis lusuhnya sangat. Dan jongkokmu di sana ; (Sekarang berdiri) : Ogah-ogahan jauh dari anggun. Mengacak-acak tomat gondol bercabe rawit di atas wajan panas pantatnya hitam sangat. Wajahmu gosong, tanganmu gosong, aromanya gosong. Menambah asam ketekmu terbuka bulunya lebat, campur aduk bau bawang dan bumbu-bumbuan pasar, oplos-oplosan kelup asap cerobong pabrik oncom samping kebun belakang. Aku puyeng menatapmu tak ada bagus-bagusnya. Diajeng; terus terang : Aku kleyengan...
...Kangmas. Pagi ini biasa saja. Bahkan jauh lebih ancur-ancuran. Dari kemaren dan entah sampai kapan ; Brewok tak karuan berserpih abu kretek murahmu bau kemenyan : Ingin sekali rasanya ku ulek bersama wajahmu melongo mangap-mangap tiada guna. Kau berdiri (Sekarang jongkok memilin jenggot) ; bersarung bolong tanpa kolor : Garuk-garuk jauh tampannya. Aku bosan; menatapmu kumal kotornya dekil. Mendengar ocehmu monyong-monyong baunya pastilah seperti terasi busuk. Dan di atas kuah sayur tempe pedasnya sangat; ku bayang wajahmu ngambang disitu. Engap-engap. Gapai-gapai. Minta tolong jerit-jerit. Teraduk di antara perasan air kelapa dan pedasnya menusuk-nusuk masa depanmu suram. Aku enek melihatmu begitu terus. Kangmas; terus terang saja ; Aku mual...
(Diajeng mencicip masakan panasnya; Kangmas meneguk kopi hitamnya. Diajeng menyeka peluhnya di dahi; Kangmas mencukil kotorannya di jempol kaki)
Mertua Laki : Kamu gak kerja Mas?
Kangmas : Lagi libur Pak. (Bohong)
Mertua perempuan : Liburnya lama sekali Mas?
Kangmas : Kalender di tempat kerja tanggalnya merah semua Bu.
Mertua Laki/Mertua Perempuan : Bla. Bla. Bla. Blo. Blo. Blo. A I U E O. @$*&(#*&~_%/-)
Kangmas : (Mengurut nyut-nyutan pening kepala. Meremas-remas rambutnya keras)
Diajeng : (Senyum-senyum kemenangan)
...Kangmas. Kamu tho cari kerjanya mesti rajin-rajin. Jauhi malas-malasmu jangan mudahnya putus asa. Bapakmu Ibumu ini mendoakanmu selalu. Kasihan Istrimu lagi hamil muda. Minta sama Gusti; anakmu pertama sehat dan selamat. Sabar. Dan banyak-banyak ibadahnya...
(Kangmas diam)
...Diajeng. Kamu tho dandannya mesti rajin-rajin. Jauhi malas-malasmu jangan mudahnya naik darah. Bapakmu Ibumu ini mendoakanmu selalu. Kasihan Suamimu jadi gak betah. Minta sama Gusti; suamimu banyak rijki lancar usaha. Sabar. Dan banyak-banyak ibadahnya...
(Diajeng diam)
Mertua Laki : Ya sudah; Diajengnya mandi bersih-bersih dulu. Nanti kita sarapan sama-sama untuk kebersamaan.
Mertua Perempuan : Kangmas. Ganti pakaianmu rapih. Setelah sarapan kita ke rumahNya bareng-bareng mencari ketenangan.
(Bapak. Ibu. Anak. Mertua. Melingkarnya terduduk bertikar tipis bersih; makanan tersaji sedia di atasnya)
...Kangmas. Diajeng. Tuhan itu Sayangnya penuh untuk kita. KasihNya selalu mendahului murkaNya. Hanya saja. Kita sering lupa. Seringnya khilaf daripada ingatnya. Kita ini hamba. Kecil dan hinanya dekat sekali. Kita ini hamba. Lemah dan tak kuasanya dekat sekali. Kita ini hamba. Miskin dan butuhnya dekat sekali. Cuma Tuhan yang bisa membuat itu jauh. Cuma Tuhan yang bisa membuat itu hilang. Kita selalu saja protes. Kita selalu saja tak bisa menerima.Kita selalu saja berontak. Akan setiap Kehendak dan KeputusanNya terkadang membuat kita marah dan melawan. Acapkali kita bicara : "Tuhan. Kau bohong. Lelahnya aku menyembahMu tanpa terkabulnya doa dan inginku" Tapi bukankah ketidak dikabulkannya bisa jadi itu terkabulnya dari inginmu dan doa. Tuhan lebih tahu yang terbaik untukmu. Hidup itu mudah; jika kita selalu percaya (selalu percaya-selalu percaya) untuk kita; Tuhan selalu ada. Kita adalah debu dalam semesta alam KerajaanNya Suci; terombang ambing gelombang ditenggelamkan pasang jika saja kita tak pernah berpegang; pada Firman terukir di tiang-tiang dan singgasanaNya Tinggi...
Kangmas : Maafkan aku Diajeng.
Diajeng : Aku pun minta maaf padamu Kangmas.
. .
Sajak Poni-poni Nakal Ayunda
A R I J A K A
Ayunda : Selamat Natal Untukmu; Tuhan selalu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!