Mohon tunggu...
A J K
A J K Mohon Tunggu... ada saja di rumah, gak kemana-mana koq... -

mantan calon penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Hujan Turun Sore Ini

12 Desember 2011   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:27 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...Sore ini; Hujan turun. Daun rambutan di pekarangan : Kembali berjatuhan. Semilir angin melenggok meniti dahan pepaya bergoyang-goyang. Kelopak putihnya mengalir di tanah membecek coklat. Menyusuri kerikil dan rumput kecil. Sisa airnya menetes di lubang semut terjauh. Hujan yang turun sore ini : Sederhana dan apa adanya ; Seperti cintamu...

...Jiwa kita telah lama di sini. Di panas berganti sejuk kini. Dalam pasang surut gelombang silih berganti : Betapa banyak orang semerta bagai biduk ringkih. Letih. Terlunta-lunta. Mereka lelah ditelukung keputusasaan tanpa sanggup menambal kebocoran. Namun kita lahir bersama janji-janji pasti. Selalu mencoba memahami dan saling memberi kekutan. Bukankah hidup dirancang dengan banyak simpang. Banyak jalan buntu berkelok berlubang-lubang. Ada bahagia dalam tiap tangisan. Ada tawa dalam tiap kepedihan. Dan kita adalah bersungguh-sungguh dalam penerimaan. Seperti hujan turun sore ini; Yang membawa pesan : "Jika kita selamanya harus berjuang" : (Di antara suara kebenaran yang datang dan pergi. Di antara suara salah dan ketersesatan menghampiri. Di awal dan akhir pengembaraan). Kita hanya mampu meminta. Dan biarkan Tuhan yang menentukan...

...Hujan turun sore ini; Hangat bersama cangkir-cangkir. Hembusnya lembut. Menelisik di kuncup tinggi; Dan wajahmu masihlah di sini. Di tepi mimpi berselimut halaman kicau ranting bersahutan. Cinta kita lahir sempurna. Cinta kita tumbuh bergulir di hari-hari terkering dan basah. Hanya itu yang aku minta dan cukup.

...Tak ada yang lagi ku harap : Selain pengertianmu.

...Tak ada yang lagi ku tunggu : Selain kerinduanmu.

...Tak ada yang lagi ku ingin : Selain ketulusanmu...

...Hujan turun sore ini; Mengalir di hilir waktu menukik. Seperti sajak-sajak tanpa kertas. (Yang dibaca terbata penyair jalan bersuara parau). Seperti irama-irama merdu keluar. (Dari siul nyanyian pengamen bergitar sumbang). Yang sederhana dan apa adanya. Seperti cintamu. Dan biarkan saja begitu...

. .

Betapa Puisimu Telah Banyak Bicara

Sebuah Sajak Sederhana

A R I J A K A

11122011

pic : gugel untuk ayunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun