Mohon tunggu...
Ari Yurino
Ari Yurino Mohon Tunggu... -

Buruh yang bekerja di organisasi korban dan keluarga korban pelanggaran HAM

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Terbuka untuk Program Mata Najwa

18 November 2010   09:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 18 November 2010

Kepada Yth

Redaksi Program Mata Najwa - Metro TV

Di tempat

Salam Solidaritas,

Kami dari Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), sebuah organisasi korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia, mengucapkan selamat kepada program Mata Najwa yang bertajuk "Kronik Historika". Dalam program Mata Najwa yang ditayangkan pada tanggal 17 November 2010 tersebut, mengulas tentang pengungkapan kebenaran sejarah Indonesia melalui media foto dan film. Yang menjadi perhatian kami, sebagai organisasi korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia, adalah ternyata dalam program Mata Najwa pada malam itu, juga disinggung mengenai sejarah yang berlangsung pada peristiwa 1965.

Menurut kami dari IKOHI, hal tersebut menjadi penting mengingat pengungkapan kebenaran sejarah pada peristiwa 1965 tidak pernah dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah yang lalu ataupun pemerintah saat ini. Sejarah peristiwa 1965 versi Orde Baru menurut kami telah membuat penderitaan yang berkepanjangan bagi korban dan keluarga korban peristiwa 1965. Peristiwa 1965 merupakan sebuah peristiwa yang mengubah seluruh tatanan kehidupan rakyat Indonesia, termasuk para korban dan keluarga korban tersebut. Dari peristiwa tersebut, jutaan orang menjadi korban penyiksaan, penghilangan paksa, pembunuhan atau penahanan sewenang-wenang tanpa melalui proses pengadilan. Peristiwa 1965 juga telah menyebabkan diskriminasi yang berkepanjangan bagi para korban dan keluarga korban hingga hari ini.

Dari program Mata Najwa yang bertajuk "Kronik Historika" diketahui bahwa memang terdapat sebuah skenario besar sehingga menyebabkan berbagai kasus pelanggaran HAM di masa itu. Namun pengungkapan atau bahkan penyelidikan terhadap kasus ini menjadi begitu sulit dilakukan karena kuatnya stigmatisasi yang dilakukan oleh negara. Hal tersebut menyebabkan pengungkapan kasus peristiwa 1965 menjadi begitu sensitif. Namun jelas, seharusnya hal tersebut tidak boleh menghambat pengungkapan kebenaran sejarah itu sendiri. Rasa kemanusiaan menjadi penting untuk didahulukan mengingat sudah berpuluh-puluh tahun para korban dan keluarga korban peristiwa ini menunggu keadilan dan dipenuhi hak-haknya. Selama ini, hak-hak korban dan keluarga korban telah hilang akibat diskriminasi yang terus dipelihara oleh negara.

Selain rasa kemanusiaan, yang juga menjadi penting adalah mencegah peristiwa 1965 terjadi kembali di kemudian hari. Dengan pengungkapan kebenaran dan pelurusan sejarah peristiwa 1965, maka tentunya peristiwa tersebut dapat menjadi suatu pelajaran penting bagi rakyat Indonesia di kemudian hari. Peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM di Indonesia seharusnya tidak boleh dilupakan, namun harus dijadikan sebuah pembelajaran yang berharga agar proses demokratisasi di Indonesia dapat terbangun seutuhnya. Dengan diungkapnya kebenaran suatu peristiwa pelanggaran HAM, maka ini dapat mencegah kembalinya peristiwa tersebut di masa depan.

Program Mata Najwa kemarin malam bisa menjadi satu pijakan baru yang dilakukan oleh media-media massa di Indonesia untuk turut mendorong pemerintah agar mau mengungkapan kebenaran peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM di Indonesia. Semoga hal ini dapat berlanjut terus hingga dapat membawa pemahaman baru bagi seluruh rakyat Indonesia dan benar-benar mengerti apa yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Proses Melawan Lupa terhadap apa yang pernah terjadi di Indonesia, menjadi salah satu upaya kita berkontribusi dalam pembangunan demokratisasi di Indonesia.

Sekali lagi, kami dari IKOHI mengucapkan selamat kepada program Mata Najwa.

Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia

(IKOHI)

Mugiyanto Wanma Yetty

Ketua Sekretaris Umum

Contact Person:

Mugiyanto : 0813 9982 5960 atau mugiyanto@gmail.com

Ari Yurino : 0856 793 1713 atau ari.yurino@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun