2.Kenakalan (kerusakan moral)
Remaja yang pada umumnya mudah melakukan pelanggaran susila adalah mereka yang kurang mendapat pendidikan agama dan bahkan mereka berpendapat, bahwa hubungan antara pria dan wanita tidak perlu dibatasi dan tidak usah dikontrol oleh orang tua. (Zakiah Daradjat, 1973)
3.Masalah hubungan dengan orang tua
Pertentangan pendapat antara anak-anak yang telah remaja atau dewasa dengan orang tua seringkali terjadi. Hubungan yang kurang baik itu timbul karena remaja ingin mengikuti arusnya sendiri sedangkan orang tua memaksakan kehendaknya.
Sikap yang Harus Diterapkan Orang Tua
 Orang tua hendaknya menyadari perannya sebagai orang tua, di mana dengan menjadi orang tua yang baik dengan cara mengerti, memahami anaknya, dan memotivasi serta memberikan perhatian yang cukup. Para orang tua tidaklah seharusnya mengekang anak dan memaksanya untuk mengikuti semua keinginan orang tua, karena akan merugikan pribadi dan mental anak di kemudian hari. (Yudrik Jahja, 2011)
 Selain itu orang tua juga harus bisa menjadi panutan dan memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya terutama pada usia remaja. Karena perlakuan dan contoh yang diberikan oleh orang tua akan mempengaruhi dan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik. A nak mereka akan cenderung meniru apa yang orang tua mereka lakukan. Jika orang tua melakukan hal yang tidak baik maka anak-anak akan meniru melakukan hal yang tidak baik pula, begitu juga kebalikannya jika orang tua melakukan hal-hal yang baik maka anak akan meniru orang tuanya untuk melakukan hal-hal yang baik. Oleh karena itu sebagai orang tua harus berusaha selalu bertindak dengan baik dan bijaksana, serta menjadi orang tua yang bisa menjadi tempat pulang bagi anak-anaknya.
C.Kesimpulan
Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan remaja adalah pola asuh orang tua. Orang tua memiliki berbagai pilihan dalam cara mengasuh, mendidik dan membimbing anak. Ada tiga bentuk pola asuh yang dapat digunakan orang tua yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif.Â
Tetapi dalam pola asuh tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan seperti halnya pola asuh otoriter yang ternyata membawa dampak yang kurang baik terhadap anak khususnya remaja yang mana menurut teori Erik H. Erikson sudah memasuki fase Identifity vs Confusion di mana remaja seharusnya sudah memulai untuk mencari jati dirinya. Jika hal tersebut dibatasi oleh orang tua, dikekang dan harus mengikuti semua keinginan dari orang tua maka akan sangat mengganggu perkembangan remaja tersebut. Maka dari itu sangat penting bahwa orang tua dalam mendidik anaknya dalam suatu keluarga serta memberi perhatian penuh, apalagi pada usia atau masa-masa remaja yang rentan terhadap perilaku menyimpang. Oleh karena itu dengan berada di lingkungan yang baik, maka kemungkinan besar anak dapat tumbuh dan berkembang pula menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA