Banyak orang mengatakan menerima kritik itu lebih sulit daripada memberi kritik, mengapa orang-orang berkata demikian? Disini saya akan mencoba membahas lebih jauh mengapa menerima kritik itu dikatakan sulit, dan bagaimana kiat untuk menerima kritik. Dan mengapa menerima kritik itu dapat dikategorikan sebagai budaya akademik.
Di jaman sekarang, banyak orang-orang, khususnya mahasiswa di Indonesia mulai melupakan budaya akademik yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia sebagai insan berpendidikan. Sebagai calon manusia intelek, kita sebagai mahasiswa perlu mendalami kembali makna dan pentingnya budaya akademik dalam kehidupan kita sehari-hari. Budaya akademik sangat penting bagi kita agar tidak menjadi mahasiswa asal-asalan. Segala sesuatu yang kita lakukan harus bisa di manage dengan baik sehingga budaya akademik bisa ditanamkan kembali di masyarakat luas melalui mahasiswa sebagai pelopornya.
Ketika mendengar kritik tentang dirinya, seseorang akan merasa tidak enak, merasa harga dirinya turun, dan merasa terancam. Itu sebabnya orang yang mendengar kritikan tentang dirinya umumnya akan membela diri mati-matian demi mempertahankan harga dirinya. Banyak orang yang sangat mudah memberi kritikan kepada orang lain, tapi sangat sulit untuk menerima kritik dari orang lain.
Jadi sebenarnya persepsi kita harus dibenahi. Bila kita bisa mudah menerima kritik, kita tidak akan takut dengan kritik itu. Agar kritik menjadi suatu hal yang bermutu, jelas perlu ilmu. Butuh seni tersendiri sehingga sebuah kritik menjelma menjadi sesuatu yang berarti.
Ketika dikritik, ingatlah bahwa kita sedang diperhatikkan oleh orang lain. Dan itu artinya ada sesuatu yang menarik dari kita sehingga orang lain memperhatikan kita. Lalu apa kita harus marah ketika ada orang yang memperhatikan kita? Bukankah seharusnya kita bersyukur karena masih ada orang yang mau memperhatikan kita?
Tidak perlu terburu-buru menyimpulkan sesuatu ketika anda mendengar kritik dari orang lain. Ambil waktu sejenak untuk memikirkan. Apakah kritik itu baik untuk anda. Inilah sebenarnya tujuan dari menerima kritik, untuk membantu kita menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Banyak orang yang jatuh hanya karena kritik yang ditujukan kepadanya. Apalagi jika dia merasa lebih hebat dari orang yang mengkritiknya itu. Terlebih jika dia merasa orang yang memberikan kritik itu punya maksud pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kritikan yang disampaikan. Disinilah kita harus berbaik sangka. Jangan terlalu sensitif dengan urusan tulus tidaknya orang itu mengkritik kita.
Jika kita tidak setuju dengan kritik yang disampaikan. Tak perlu kita membalas kritik dengan kritik. Cukup katakan bahwa anda tidak setuju. Dan kita juga harus tetap berterimakasih kepada pemberi kritik itu. Karena kita harus menghargai setiap kritik yang ditujukan kepada kita. Terkadang kita seringkali terbuai dengan pujian, namun cepat marah ketika dikritik. Padahal ada orang yang berkata bahwa “Tidak pantas dipuji ketika seseorang tak bisa menerima kritik”.
Jika kita bisa mengikis sedikit demi sedikit rasa benci kepada kritik, maka kita sudah bisa melaksanakan salah satu poin dari budaya akademik. Dan mudah-mudahan budaya akademik yang sudah mulai terlupakan bisa tumbuh kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H