Mohon tunggu...
ariyanto temba
ariyanto temba Mohon Tunggu... -

jurnalis warga bulukumba

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bidan Mengeluh Insentif Sering Terlambat

31 Juli 2014   04:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

BULUKUMBA—Bidan Puskesmas di Kabupaten Bulukumba merasa diabaikan. Salah satu penyebabnya adalah seringnya terjadi keterlambatan pembayaran insentif. Hal ini diungkapkan oleh para bidan dalam acara Tudang Sipulung (Duduk Bersama) yang diselenggarakan oleh Esensi dan Kinerja-USAID di kantor Bappeda, Sabtu (12/07).

Fasilitator Esensi selaku Organisasi Mitra Pelaksana (OMP) Media Kinerja-USAID di Bulukumba, Suhardiman mengungkapkan, bidan mengeluh karena insentif sering dibaayar tidak tepat waktu. “Di satu sisi, bidan dituntut untuk memperbaiki kinerja mereka dalam melakukan pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Bahkan untuk tahun lalu, insentif sejak pertengahan tahun 2013 belum dibayarkan. Biasanya, insentif yang dibayarkan kepada bidan tergantung dari banyaknya jumlah persalinan yang ditolong. Olehnya itu, para bidan berharap insentif bisa dibayarkan tepat waktu.

Hal senada diungkapkan oleh Koordinator Bidan Puskesmas Ujung Loe, Sherly Suherman. Menurut dia, bidan sering mengeluh karena insentif terlambat dibayarkan sementara bidan dituntut bekerja maksimal. “Ini resiko menjadi bidan,” ucapnya. Biasanya, setiap membantu satu kali persalinan, bidan mendapatkan insentif sebesar rp 600 ribu.

Sementara itu, Dokter Taufan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba mengungkapkan, soal ini adalah wewenang pembuat kebijakan dalam hal ini Pemerintah Daerah. “Dinas Kesehatan juga pelayan kesehatan. Kita mengharapkan hal yang sama. Tapi semuanya dikembalikan kepada pengambil kebijakan,” jelasnya.

Di samping itu, masyarakat yang hadir dalam acara Tudung Sipulung berharap agar Kinerja lebih sering melaksanakan kegiatan seperti ini untuk mendengar aspirasi dari masyarakat dan petugas kesehatan.

ARIYANTO TEMBA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun