Mohon tunggu...
Ariyanto Sudaya
Ariyanto Sudaya Mohon Tunggu... -

Olala.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Gerbang Ketiga (Selesai)

7 April 2014   14:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita sebelumnya disini

Rupanya yang tersentuh lembut namun berair tadi adalah wajah seorang wanita setengah baya. Sesaat aku terpaku, tiba tiba wanita tua itu meraih tanganku dan berjalan menaiki undakan menuju keruangan utama. Aku sudah tau kamu pasti akan datang kesini nak, tak kusangka engkau sudah sebesar ini.

Karena melihat raut keraguan diwajahku lantas wanita itu tersenyum sambil berkata "bukankah kamu yang bernama Usilong dan kamu datang dari negeri diujung tanduk. Lantas wanita tua itu melantukan sebuah syair

Kehidupan adalah kesunyian yang datang dan pergi
Mengisi jedah waktu dibatas pertentangan
Alam melukis jelas peradaban setiap zaman
Kusut akal padamkan terangnya bejana kebahagiaan
Lembaran kitab cepat berganti bagai hembusan angin

Belum lagi hilang rasa keterkejutanku atas banyaknya teka teki yang belum terpecahkan, wanita itu kembali berkata.

Sepi ini menjadi kian berkalang
Wajahmu buram kupandang
Namamu tak sempat lagi kesematkan
Pada waktu bulan berguguran
Egoisnya waktu membunuh asa tersisa
Mendulang sunyi berpayung fitnah
Ingin mengejewantah apa daya langit tertutup jelaga
Desing peluru kata, tajam tanpa suara ledakan
Selongsong tertinggal, menjelma butiran airmata
Terputus langit, menjelma badai amarah
Tertinggal sesal, diujung penantian

Tiba tiba kulihat butiran airmata perlahan mengalir dari kedua matanya. Aku tak mampu harus berkata apa, untuk sesaat aku pun ikut terhanyut oleh kesedihannya. Untuk sekian lamanya kami saling berdiam diri, sampai wanita itu pergi meninggalkanku seorang diri.

Tidak sampai sepeminuman teh, wanita tua itu sudah kembali lagi sambil membawa sebuah kitab. Lalu diberikan kepadaku sambil berkata "Jika suatu saat engkau bebas dari sini, carilah orang bodoh yang mampu memahami dan mengerti makna dari kesunyian dan jangan sesekali engkau mencari orang pintar lagi pandai.

Maka berakhirlah kisah mistery gerbang ke tiga.

Terimakasih sudah meluangkan waktu anda untuk membaca cerita ini.

MG3°07042014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun