perpisahan itu seperti kesedihan yang paling romantis
selalu dikenang geram kenapa dulu seperti bunga pakis
awal indah melingkar besar mekar terkembang
inginkan hari darimu buatku melayang
disini di sudut rimbah berkabut daun
semilir angin hentakan angan pun enggan turun
terlalu indah untuk beranjak dari senja
hijau dedaunan rimba seperti melantunkan doa puja
pepohonan seperti peneguh tiang tiang langit
hujan badai tak pernah berubah walau pun sedikit
kokoh laksana karang ditengah luasnya lautan
ombak resah dengan cara apa untuk meruntuhkan
desa begitu bahagia walau kata ketinggalan
sejuk udara di hirup jauh dari polusi manusia
bila senja menggantung diufuk cakrawala
seperti tiada puas memandang karunia terindah-Nya
pinggir rimba,27,februari,2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H