Mohon tunggu...
Ariyanto Sudaya
Ariyanto Sudaya Mohon Tunggu... -

Olala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Desa di Ujung Senja

28 Februari 2014   00:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

perpisahan itu seperti kesedihan yang paling romantis
selalu dikenang geram kenapa dulu seperti bunga pakis
awal indah melingkar besar mekar terkembang
inginkan hari darimu buatku melayang

disini di sudut rimbah berkabut daun
semilir angin hentakan angan pun enggan turun
terlalu indah untuk beranjak dari senja
hijau dedaunan rimba seperti melantunkan doa puja

pepohonan seperti peneguh tiang tiang langit
hujan badai tak pernah berubah walau pun sedikit
kokoh laksana karang ditengah luasnya lautan
ombak resah dengan cara apa untuk meruntuhkan

desa begitu bahagia walau kata ketinggalan
sejuk udara di hirup jauh dari polusi manusia
bila senja menggantung diufuk cakrawala
seperti tiada puas memandang karunia terindah-Nya

pinggir rimba,27,februari,2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun