Mohon tunggu...
Ariyanto Sudaya
Ariyanto Sudaya Mohon Tunggu... -

Olala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan Itu Masih Ada

17 Januari 2014   14:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak balita paksa dewasa berfikir

Di pantai berpasir hidupnya di ukir

Berselimut embun pagi harapan

Cahaya mentari di masa depan

Ketika korupsi menjadi pelangi di pelosok negeri

Berpendar warna warni harum wangi pundi pundi

Hama toga siap mengukir prestasi

Di saat anggaran siap di lisensi

Aromanya jauh sudah tercium hama toga

Buas dan culas mencuri pundi pundi jelata

Kepanikan kian bertumpuk

Pengadil pun di dapuk,masih saja sisahkan arsip yang menumpuk

Airmata darah berceceran di jalanan

Janji harapan tak seindah kenyataan

Butuh waktu puluhan tahun untuk memberantas hama toga

Ini semua kenyataan yang harus kita hadapi

Harapan tidak boleh mati atau jadi sejarah kelam bangsa ini nanti

Lelaki dekil berjalan di atas badai lautan

Terombang ambing ombak kehidupan

Paginya jalang malamnya menikam

Asyik masyuk bergumul dengan kelam

Nelayan tertawa melihat ombak resah menggoda

Kesepian menunggu musim semi datang

Bergelantungan bulir padi di pematang

Hama toga bangga menenteng subsidi,janji bila terpilih itu pasti terjadi

Pematang tertawa melihat hama toga mengukir ilusi

Air bah menyapa kala rindu mendera

Asyik sibuk merangkai kosa kata

Kibarkan simpati panji panji belasungkawa

Dikira jiwa seperti mega di angkasa, panji terkulai asa tak tercapai

Kami tidak bodoh tuan untuk mengulang kembali kesalahan

Tinggalkan belulang penderitaan di hamparan makam kemewahan

Ariyanto,17,January,2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun