seberkas kilat cahaya menampar wajah tanpa rupa
penuh luka atas kata kata yang pernah dirangkainya
tersenyum ia meski darah mengalirkan rasa kecewa
tiada dendam amarah kala langit muntahkan amarah senja
ia membaca embun menarikan kerlip kunang kunang
berpulang riang membuka kembali lembaran usang
pada mula berangkatkan niat apa makna ingin dituang
sesaat dulu sebelum ia nekad pergi berpetualang
belajar melukis pasir pantai tanpa ditemani indahnya warna
terhapus bersih saat ombak menjilati bibir pantai
melukis kembali apa yang diinginkan menuang rasa
badai gelombang datang kembali menghapus lukisan tanpa warna
berpindah waktu coba memahat kerasnya batu karang
tak urungkan niat meski tajam ceruk runcing menghadang
dengan peralatan seadanya ia mencoba kembali mengukir kisah untuk dikenang
meski raga harus karam di dasar lautan nan tenang
pinggir rimba
11-maret-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H