Mohon tunggu...
Moch. Ariyanto
Moch. Ariyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar yang santun

S1 Ekonomi Syariah UTM Sampaikan uneg-unegmu dengan tulisan. Yakin , Usaha, Do'a

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada, Tak Sengaja Kita Lakukan Body Shaming "Terselubung"

28 Mei 2022   20:57 Diperbarui: 28 Mei 2022   21:00 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernakah anda mendengar celetukan-celetukan yang berkonotasi negatif saat sedang nongkrong bersama teman-teman anda.??

Ya.. Pasti anda pernah bahkan sering menjumpai hal tersebut. Atau malah anda sendiri yang mengeluarkan celetukan negatif tersebut.  Hehehe.

Biasanya celetukan tersebut keluar untuk mencairkan suasana, mengundang gelak tawa, atau memang sengaja untuk menghina.
Celetukan negatif banyak sekali macamnya. mulai dari kata-kata jorok, kata kasar sampai kata celaan. Namun yang akan kita bahas disini adalah kata celaan yang berkaitan kondisi fisik atau badan seseorang. Anak remaja sekarang menyebutnya 'Body Shaming', lalu sebenarnya apa sih body shaming itu.?
Body shaming merupakan perilaku mengkritik, mengomentari atau mempermalukan seseorang dengan ejekan negatif tentang bentuk tubuh seseorang. Contohnya adalah penyebutan kurus, gendut, pendek, pesek dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Terkadang tanpa kita sadari dengan perkataan spontan saja kita sudah melakukan body shaming terdahap orang lain, itu yang dinamakan body shaming terselubung.  Sedangkan setiap orang memiliki kekuatan mental yang berbeda-beda, ada yang kebal terhadap celaan dan menganggapnya sebagai hal biasa, namun ada juga orang yang mudah tersinggung sampai-sampai memasukkannya dalam hati.

Ilustrasi sederhana tentang body shaming terselubung adalah sebagai berikut :

Ella, Ayu dan Tomi mereka teman sekantor, Ella dan Ayu adalah dua orang yang sama-sama memiliki berat badan berlebih (gemuk). Sepulang kerja Tomi menjumpai Ella dan Ayu berboncengan. Seketika Tomi nyeletuk "Hmmm, Kasihan motornya, hati2 bannya meletus loh...".

Sepintas perkataan Tomi seperti candaan belaka, akan tetapi disitu terselubung body shaming.

....

Sebagai pekerja lapangan (ngurir), saya pun sering menjadi korban body shaming, dengan badan yang tidak tinggi alias pendek dan tubuh yang tidak gemuk alias kurus. Tidak jarang customer berkomentar. 

"Sekarang yang nganter paket ganti Sampean (sapaan 'kamu' dalam bahasa Jawa) ya mas.!!, dulu kok mas-mas pakek sepeda X, orangnya dempal, tinggi besar". 

Ada juga tetangga customer yang nyeletuk 

"yang ngirim paket kok masih kecil, SMP apa SMA mas?".

Hehehe, bersyukur sih. ternyata masih kelihatan awet muda dan imut. Wkwkwk,

Yang perlu dan penting untuk kita sadari di dunia ini adalah tidak ada manusia yang sempurna, yang sempurna hanya Tuhan dan lagunya Andra and the BackBone. Setiap manusia mempunyai keunikan, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, selalu berhati-hati dalam berucap maupun berkomentar terhadap orang lain. Selain itu, kita juga harus pintar dalam menerka apakah lawan bicara kita seorang yang humoris ataukah temperamen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun