Mohon tunggu...
Herliana Ariyanti Ewar
Herliana Ariyanti Ewar Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Learn and share

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Elaborasi Pemahaman Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Topik 2

30 Juli 2024   11:41 Diperbarui: 30 Juli 2024   11:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari demonstrasi kontekstual yang sudah dilakukan sebelumnya, dengan mempelajari topik bahasan, dipandu oleh dosen silahkan buat kesimpulan berikut:

  • Apa pembelajaran terpenting yang Anda dapatkan mengenai topik bahasan ini?
    Jawaban:
    Pelajaran terpenting yang saya peroleh adalah memperluas pemahaman saya tentang pentingnya  memahami konteks sosio-ekonomi seputar interaksi orang dewasa dan anak-anak. Status sosial ekonomi mempengaruhi hubungan antara orang dewasa dan anak-anak. Dalam hal ini, orang dewasa dapat berupa guru, orang tua, atau orang dewasa lain di sekitar anak tersebut. Dalam kerangka SES, anak-anak ingin didukung dalam segala hal yang akan membawa kesuksesan mereka di masa depan, tanpa hambatan atau pembedaan. Kedua hal ini perlu dihubungkan karena pola interaksi di rumah dan di sekolah sangat berbeda. Interaksi anak di sekolah mempengaruhi hubungan mereka, kondisi sekolah, serta sistem dan kebijakan yang mempengaruhi proses pembelajaran, karena mereka  bertemu dengan teman-teman dengan kepribadian dan latar  belakang  yang berbeda. Dalam mendampingi anak, interaksi di rumah, khususnya hubungan antara anak dengan orang tua dan saudara kandungnya, sangatlah penting. Pola interaksi sekolah dan rumah konsisten dan perlu diperkuat. Karena pembelajaran dan  perkembangan anak merupakan persoalan interaksi yang baik antara sekolah dan rumah. Peran dan  pengalaman orang tua dalam penitipan anak  mempengaruhi kesiapan mereka dalam memberikan penitipan anak.
    Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengasuh anak, misalnya dengan berpartisipasi aktif dalam  setiap pendidikan anak, memberikan motivasi dan penghargaan pada anak, memberikan wawasan terhadap permasalahan anak, serta mencurahkan waktu untuk anak. Misalnya, membiarkan anak-anak Anda berpartisipasi dalam  kompetisi dan mendapatkan pengalaman tanpa khawatir menang atau kalah.
  • Apa pandangan Anda sebagai calon guru tentang perspektif/teori sosiokultural ini? Bagaimana Anda menerapkan ilmu yang Anda dapatkan terkait topik bahasan dalam profesi Anda sebagai guru?
    Jawaban:
    Teori perspektif sosiokultural dalam pembahasan topik  ini sangat diperlukan untuk memahami latar belakang sosiokultural siswa yang dapat  mempengaruhi proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru harus menerapkan pengetahuan sosial budaya tersebut dengan mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sesuai dengan norma budaya  yang dianut di daerah/lingkungannya. Hal ini sangat penting untuk memastikan tidak adanya bias dalam kepribadian siswa. Hal ini memungkinkan sejumlah besar dimensi perbedaan siswa digunakan untuk mencapai hasil belajar.
    Sebagai seorang pendidik, saya menerapkan praktik dan budaya  positif  di lingkungan. Saya akan menanamkan dalam diri saya budaya yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila  agar saya dapat menjadi teladan bagi anak didik saya. Pendekatan ini kemudian diterapkan pada  peserta didik untuk menanamkan sifat-sifat Pancasila seperti keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, berkebhinekaan global, kemandirian, gotong royong, berpikir kritis dan kreatif.
  • Tantangan apa yang Anda bayangkan akan dihadapi dalam hal menggunakan perspektif ini dalam mengajar? Bagaimana Anda akan mengatasinya?
    Jawaban:
    Tantangan yang mungkin timbul adalah siswa yang merasa kurang dalam hal sosiokultural dibandingkan dengan teman-temannya. Hal ini dapat menyebabkan mereka kurang percaya diri, minder, pemalu, dan pasif di kelas. Sebagai guru, saya akan melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa tersebut. Saya juga akan memberikan pemahaman pada semua siswa tentang pentingnya menanamkan sifat positif yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi dan peduli terhadap teman tanpa membeda-bedakan. Dalam hal ini, perbedaan latar belakang siswa harus dijadikan sarana untuk menciptakan siswa yang berprofil Pancasila, yang meliputi enam aspek pembentukan karakter, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
  • Pertanyaan apa yang ingin Anda ajukan lebih lanjut tentang topik bahasan ini?
    Jawaban:
    • Dapatkah penggunaan perspektif sosiokultural membantu mengurangi kesenjangan pendidikan akibat perbedaan status ekonomi sosial (SES)?
    • Bagaimana cara melakukan pembelajaran yang efektif dalam situasi perbedaan status ekonomi sosial (SES) di antara siswa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun