Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sudut Istana di TVRI: Cara Istana Berpesan Kepada Publik

8 April 2016   11:32 Diperbarui: 13 April 2016   14:57 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: Setkab.go.id"][/caption]Sudut Istana adalah acara talkshow baru di TVRI yang ditayangkan secara langsung setiap hari Rabu, pukul 21.00 hingga 22.00 WIB dan dikoordinasi oleh Tim Komunikasi Presiden bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

Acara dibuka oleh Sukardi Rinakit yang menjelaskan bahwa program Sudut Istana diadakan dengan tujuan agar masyarakat menerima penjelasan dari istana mengenai berbagai kebijakan pemerintah, khususnya yang menjadi perhatian presiden minggu ini dan menghadirkan cerita menarik dari kunjungan presiden ke daerah-daerah di Indonesia.

Narasumber yang hadir di acara perdana Sudut Istana yaitu Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan staf khusus bidang komunikasi Johan Budi.

Kehadiran Ibu Susi berkaitan dengan demo di hari nelayan,  kebijakan illegal fishing dan penenggelaman kapal, yang menimbulkan pro-kontra. Ibu Susi menjelaskan definisi nelayan yang berbeda dengan anak buah kapal (ABK) dan pengusaha kapal. Nelayan disebut nelayan untuk yang memiliki kapal di bawah 60 GT, sedangkan di atas itu disebut ABK dan pengusaha kapal.

Kebijakan yang diberlakukan menteri KKP bertujuan untuk melindungi nelayan mengingat berkurangnya jumlah ikan di laut akibat illegal fishing. Selain itu, ibu Susi menjelaskan adanya kenaikan anggaran yang akan ditujukan untuk program membangun 3500 kapal, bantuan kepada pembudidaya, bantuan bibit agar-agar rumput laut, bibit dan pakan mandiri dan sejumlah progam lainnya.

Kehadiran Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menjelaskan mengenai rencana kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak) yang menimbulkan pro dan kontra. Menteri keuangan menjelaskan bahwa selama ini ada salah pengertian mengenai tax amnesty di masyarakat yang menganggap bahwa orang yang membayar tax amnesty akan mendapat full amnesty dari tindak pidana masa lalu, namun sekarang sudah mulai dipahami bahwa tax amnesty hanya terbatas menerima pengampunan di bidang pajak.

Menteri keuangan juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari kebijakan tax amnesty adalah repatriasi yang dapat menarik kembali uang yang ada di luar negeri kembali masuk ke dalam negeri, yang bukan hanya untuk penerimaan pajak namun akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan Panama Papers yang sedang menjadi isu hangat dunia, menteri keuangan menjelaskan akan menjadikan data tersebut sebagai referensi tambahan.  

Terakhir dan paling menarik adalah cerita Johan Budi, yang menceritakan pengalaman 3 bulan bekerja di istana, terutama saat ikut kunjungan bersama presiden ke daerah-daerah. Johan Budi menceritakan  perbedaan kerja di KPK dan di istana, bila di KPK fokus pada satu persoalan tentang pemberantasan korupsi dan musuhnya lebih jelas, bila di istana ruang lingkup persoalan lebih lebar dan musuhnya tidak kelihatan, yang direspon tawa oleh para penonton.

Johan Budi juga menceritakan momen-momen private bersama presiden, dan dari pengalaman-pengalamannya itu ia menyimpulkan bahwa Presiden Jokowi sederhana dalam arti yang sebenarnya. Johan Budi mengaku terkejut saat melihat bahwa di dalam mobil kepresidenan terdapat minyak angin, tolak angin dan setoples kue nastar tanpa merk, dan saat ditanya apa istimewanya, apakah kue nastar tersebut buatan Ibu Iriana, pPresiden hanya menjawab kue itu dibeli di toko biasa.

Selain itu, Johan Budi menceritakan saat perjalanan, bila tiba waktu sholat presiden akan berhenti mencari masjid untuk sholat bahkan menjadi imam, bukan hanya itu ternyata presiden rajin puasa Senin-Kamis, dan apa yang dilihatnya membuktikan bahwa apa yang disebut sebut sebagai pencitraan saat kampanye tidak benar.

Satu hal lagi, saat Johan Budi bertanya kepada presiden, mengapa saat dalam perjalanan ke daerah presiden berhenti dan menyalami masyarakat yang berkumpul di jalan, presiden hanya menjawab, bahwa bila dengan bersalaman bisa membuat masyarakat senang mengapa hal itu tidak dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun