Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sudah Pernah Masuk Monas?

30 April 2015   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363601" align="alignnone" width="480" caption="Menuju Monas (Dokumen Pribadi)"][/caption]

Bila ditanya apakah pernah melihat Monas ? tentu sebagian besar dari kita menjawab pernah, bahkan bagi warga Jakarta dan sekitarnya, Monas menjadi pemandangan sehari-hari karena akitvitas mereka yang dekat dengan kawasan tersebut.

Namun, bila ditanya apakah pernah masuk ke Monas? Mungkin lima puluh persen yang menjawab pernah melihat akan menjawab belum pernah masuk ke Monas, bahkan teman saya lahir dan besar di Jakarta pun belum pernah masuk ke Monas.

Bila pertanyaan tersebut ditanyakan kepada saya, dengan bangga saya akan menjawab “pernah”, karena saat sekolah dulu Monas menjadi tujuan study tour kami . Hingga saat ini saya masih mengingat dengan jelas momen dimana kami duduk dan mendengar naskah proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Pertama RI.

Kemarin, 29 April 2015, sekolah anak saya yang kecil mengadakan study tour ke Monas, dankami Ibu-ibu berinisiatif untuk pergi dengan bus terpisah guna mengawasi anak-anak dari kejauhan. Karena anak-anak memiliki kegiatan sendiri dengan sekolah, maka saya pun lebih bebas untuk melihat-lihat kembali apa yang ada di Monas sekarang ini.

Sepanjang perjalanan menuju pintu masuk kawasan Monas ternyata banyak pedagang kaki lima yang menjual souvenir seperti kaos, topi, gantungan kunci. pulpen bertemakan Monas, diluar dugaan saya karena saya pikir kawasan ini sudah bersih dari para PKL.

[caption id="attachment_363617" align="aligncenter" width="640" caption="kawasan Monas (dok Pri)"]

1430368242820560392
1430368242820560392
[/caption]

Untuk menuju Museum Nasional kita harus menggunakan Kereta Wisata yang disediakan untuk para pengunjung Monas dan Gratis. Karena hanya tersedia 2 Kereta, jadi kita harus antri untuk mendapat giliran. Didalam kawasan Monas ini pun ternyata banyak sekali pedagang asongan dan pedagang kaki lima dan yang menyedihkan, sulit sekali mencari tempat sampah sehingga tidak heran banyak sampah berserakan diatas rumput dan jalanan.

[caption id="attachment_363603" align="alignnone" width="480" caption="Kereta Wisata menuju Tugu Monas"]

1430366878148961680
1430366878148961680
[/caption]

Ada dua jenis tiket masuk yang dijual, yaitu tiket masuk Museum Nasional dan tiket masuk Puncak Monas. Bagi yang ingin ke puncak tugu monas sebaiknya langsung membeli dua jenis tiket tersebut agar tidak bolak –balik seperti saya. Harga tiketnya untuk umum berbeda dengan harga tiket untuk pelajar.

14303672171553864645
14303672171553864645

Di depan pintu masuk Museum, kita akan menemukan miniature tugu Monas, kemudian kita akan melihat banyak sekali Biorama yang berisikan sejarah nasional.Berawal dari era manusian purba, era kerajaan, era kemerdekaan hingga era revolusi semua tergambar jelas. Sehingga bagi bapak-ibu yang memiliki anak dan sekolahnya tidak mengadakan kegiatan tour ke Monas ada baiknya anak diajak kesini untuk mengetahui sejarah Nasional bangsa sendiri.

[caption id="attachment_363609" align="alignnone" width="428" caption="contoh Biorama yang ada di Museum (dok Pri)"]

14303672751969341248
14303672751969341248
[/caption]

[caption id="attachment_363611" align="alignnone" width="400" caption="contoh Biorama (dok pri)"]

14303673331702586478
14303673331702586478
[/caption]

Yang membuat penasaran ingin ke Monas tentu ingin naik ke puncak monas dan mengetahui ada apa di puncak Monas tersebut. Untuk bisa mencapai puncak Monas kita harus menggunakan lift yang kapasitasnya 11 orang dan hanya tersedia satu lift yang dioperasikan oleh petugas.



[caption id="attachment_363612" align="alignnone" width="428" caption="antrian masuk lift ke puncak Monas (dok pri)"]

1430367409686376094
1430367409686376094
[/caption]

Karena hanya ada satu Lift dengan kapasitas 11 orang, sedangkan pengunjung puncak Monas per hari bisa mencapai 1600-1800 orang, maka bisa dibayangkan berapa panjang dan berapa lama antrean untuk bisa naik ke puncak tersebut.

[caption id="attachment_363620" align="aligncenter" width="640" caption="teropong yang ada di puncak Monas (dok pri)"]

1430368542929357572
1430368542929357572
[/caption]

Setelah antri lebih dari satu jam, akhirnya saya tiba di puncak Monas. Ada apa di Puncak Monas? Jangan berharap kita bisa menemukan emas disana hahahaha , karena disana kita hanya akan menemukan teropong yang disediakan untuk melihat keadaan Jakarta dari atas.

[caption id="attachment_363622" align="aligncenter" width="640" caption="Jakarta dari Puncak Monas (dok Pri)"]

14303686081613861651
14303686081613861651
[/caption]

Untuk turun, kita akan menggunakan lift yang sama, namun tidak perlu antri lama karena pengunjung yangada di puncak tidak berlama-lama berada disana, sehingga jumlah antrian menjadi sedikit. Kami diturunkan di lantai 2 lift dan disana kita juga bisa melihat pemandangan Jakarta dengan gedung-gedung bertingkatnya. Untuk ke lantai 1 kita menggunakan tangga biasa, hal ini tentu untuk mencegah terjadinya kekacauan dengan antrian penumpang yang naik.

[caption id="attachment_363623" align="aligncenter" width="640" caption="Jakarta dari Lantai 2 Tugu Monas (dok pri)"]

1430368684553728829
1430368684553728829
[/caption]

Bagi yang belum masuk ke Monas, mari luangkan waktu mengajak putra putri belajar ke sana dan perhatikan jam kunjungnya, jangan sampai sudah jauh-jauh ke sana tetapi kawasannya tutup.

[caption id="attachment_363624" align="aligncenter" width="640" caption="Waktu Kunjungan (dok Pri)"]

14303687441197448635
14303687441197448635
[/caption]

Terakhir inilah bukti kami mengunjugi Monas hahahahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun