Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapkah Kita Memaafkan?

4 Juli 2016   09:19 Diperbarui: 4 Juli 2016   09:28 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebentar lagi Idul Fitri tiba, dan hari raya ini menjadi momen untuk bersilahturahim dan saling bermaafan. Bukan terbatas sesama umat muslim, umat lain pun kerap kali ikut memberikan ucapan selamat Idul Fitri, disertai kalimat mohon maaf lahir batin.

Meminta dan memberi maaf akan sangat mudah bila kita merasa tidak ada masalah serius antara kita dengan orang tersebut, namun bagi yang merasa ada masalah, apakah pernah merasa sakit hati, kecewa, marah dengan orang tersebut, tentu tidaklah mudah untuk melakukannya.

Bagi orang yang merasa ada dipihak yang bersalah, tentu akan merasa sungkan untuk datang bersilahturahim  dan meminta maaf, apalagi bila sebelumnya pernah meminta maaf namun pihak yang diminta maaf tetap tidak berubah sikap.

Ada dua alasan mengapa orang tersebut sungkan untuk datang meminta maaf di hari raya, pertama karena tidak ingin kedatangannya merusak suasana hari raya, kedua karena merasa takut orang yang ingin diminta maaf masih belum dapat memaafkan dan akan membuat hubungan semakin buruk.

Tidak semua orang dapat memberi maaf dengan mudah kepada siapa saja, meskipun dalam suasana Idul Fitri, apalagi bila orang itu merasakan sakit hati yang mendalam hingga timbul dendam akibat perlakuan orang lain.

Proses Memaafkan

Perselisihan, pertengkaran, pengkhianatan akan menimbulkan luka di dalam hati dan luka itu akan membekas menjadi kebencian hingga dendam yang akan menjadi ganjalan hingga membuat hati tidak lagi nyaman mana kala mendengar atau mengingat nama orang yang menyakiti tersebut.

Tidak mudah untuk menghilangkan bekas luka hingga tidak lagi menjadi ganjalan di dalam hati, butuh waktu, kemauan serta keikhlasan untuk bisa melakukannya. 

Faktor kemauan serta keikhlasan untuk menghilangkan bekas luka itulah yang akhirnya yang menjadi penilaian mengapa ada orang yang begitu mudah memaafkan kesalahan orang lain dan ada yang sulit melakukannya. 

Proses saling memaafkan tidak cukup sampai disana, meskipun hati sudah cukup lapang untuk menerima dan memaafkan, perlu kerendahan hati untuk memulai membuka kembali hubungan dengan orang yang bersalah kepada kita, contohnya dengan mengundang untuk datang ke rumah saat Idul Fitri nanti karena orang yang bersalah tersebut tidak akan mengetahui bila kita sudah siap menerima maaf dan menjalin kembali silahturahim. 

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun