Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengenal Kehidupan Anak Down Syndrome

10 September 2014   17:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:06 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410320125720546204

[caption id="attachment_323149" align="aligncenter" width="300" caption="tulisan tangan Lina (dok Pri)"][/caption]

Kemarin saya menayangkan fiksi berjudul Hati Seorang Lina, yang saya tulis dengan tujuan untuk menunjukan bahwa perasaan cinta bisa dimiliki oleh siapa saja, termasuk seorang gadis down syndrome.Perasaan yang mungkin muncul karena adanya perhatian dan kasih sayang dari seorang yang berlawanan jenis dengannya, meskipun pada kenyataannya rasa itu mungkin salah tempat, karena orang yang disukainya adalah kakak sepupunya sendiri.

Saya bersyukur karena dalam beberapa hari bisa bersama-sama dengan gadis ini, karena sebelum ini saya hanya mengetahui kehidupan anak down syndrome dari luarnya saja.Setelah mengenal dan mengetahui kehidupannya, saya menjadi lebih banyak mengetahui bagaimana hati, perasaan, tindakan dan kehidupannya.

Di usianya yang ke 26, secara fisik memang terlihat masih seperti anak-anak, tetapi sebenernya Ia dapat bertingkah laku dan melakukan aktivitas secara normal tanpa bantuan orang lain.Punya rasa empati, punya rasa marah, punya rasa takut dan punya kemampuan lebih di bidang tertentu bila kita dapat membantu untuk menggalinya.

Dari caranya menyantap makanan, saya cukup terkagum-kagum karena Ia bisa makan dengan sangat rapi dan tidak ada satu butir nasi pun tersisa di piringnya. Ia berujar, bahwa tidak baik membuang makanan. Ia juga bisa memilih makanan yang baik dan tidak baik. Hal ini mungkin diajarkan orang tuanya dirumah.

Ia bisa menunjukan rasa empati yang begitu besar ketika melihat kaki anak saya terluka, seperti seorang kakak, Ia bertanya kenapa kaki anak saya terluka.

Kehidupannya sehari-hari diisi dengan belajar, setelah lulus menyelesaikan sekolah di Sekolah Luar Biasa, Ia mengikuti kursus bahasa mandarin, dan sampai saat ini Ia mampu membaca Koran dengan tulisan kanji dan menceritakan isi berita kepada orangtuanya.

Karena orang tuanya memiliki toko, kerap kali Ia juga membantu orang tuanya menjaga toko. Bagaimana cara Ia menjaga toko pun cukup unik. Dengan caranya, orang tidak mungkin memiliki kesempatan untuk mencuri barang yang dijual dan tentu tergugah untuk membelinya.

Seperti saya, mungkin banyak dari kita yang secara tidak sengaja melihat dengan pandangan aneh dan tidak berhenti saat melihat anak-anak down syndrome berada di mall atau tempat umum lain. Sekali lagi, anak ini pun memiliki perasaan yang sensitif, sehingga Ia sangat mengetahui bahwa Ia menjadi pusat perhatian orang-orang di sekelilingnya.Lalu apa yang ia lakukan bila Ia mengetahui ada yang menatapnya dengan pandangan heran dan tidak berhenti? Ia akan menghampiri orang tersebut dan mengajaknya berkenalan.Caranya unik, ia akan berkata “ kenapa kok melihat aku terus, mau kenalan ya, namaku Lina.”

Setelah mengetahui kejadian ini, saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk tidak lagi melihat dengan pandangan heran atau kasihan bila bertemu dengan anak-anak ini, karena sesungguhnya mereka ingin diperlakukan sama dengan yang lain.

Satu hal terpenting, saya salut dengan orang tua Lina, yang bisa membesarkan dan mendidiknya menjadi seperti sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun