Kedua gambar diatas adalah foto yang berbeda, hal ini terlihat dari posisi duduk yang tidak samadari orang-orang yang gambarnya terlihat disana, namun sepertinya diambil dengan jarak waktu yang tidak jauh berbeda.
Kedua foto tersebut saat ini masih menjadi topik bahasan yang menarik, sehubungan dengan bantahan dari tokoh yang diberitakan ‘bobo siang’ oleh satu satu media cetak.Dari berita oline yang saya baca maupun status media sosial sepertinya semua fokus pada sosok Adian Napitulu yangtampak tertidur di kursi sidang gedung MPR/DPR. Kata tampak saya gunakan huruf tebal karena memang terlihat seperti tidur namun kita tidak dapat memastikan apakah yang bersangkutan benar sedang tiduratau tidak hanya berdasarkan sebuah gambar.
Berbeda dari yang lain, saya tertarik mencermati gambar tersebut secara keseluruhan, terutama gambar bagian atas. Selain terdapat gambar Adian Napitulu yang tampak sedang tertidur, anggota DPR lainnya yang tertangkap kamera tersebut, tampak sedang asik bermain dengan gadget/henpon masing-masing, hanya satu yang tampak sedang berdiskusi dengan anggota lainnya.
Dari gambaran secara keseluruhan, saya melihat bahwa tampaknya pada saat itu sidang sedang tidak membahas topik penting atau topik menarik atau sedang tidak melibatkan para anggota yang sedang duduk dibelakang, sehingga kebanyakan dari peserta sidang memilih untuk melakukan kegiatan sendiri-sendiri, ada yang memilih asik dengan henponnya, ada yang memilih diskusi dan ada yang memilih memejamkan mata.
Ketika banyak orang mengkritik Adian yang tampak tidur, saya memiliki pertanyaan, apakah bermain gadget/henpon saat sidang tidak lebih buruk dari tidur?Karena menurut saya, keduanya sama-sama sedang tidak menunaikan kewajibannya sebagai peserta sidang yang baik.
Melihat ini, saya teringat seorang atasan di tempat saya bekerja dulu. Atasan saya ini tergolong idealis, karena beliau melarang bawahannya di semua level untuk leyeh-leyeh di jam kerja meskipun saat itu pekerjaan sudah selesai, dan melarang karyawannya untuk tidur meskipun di jam istirahat. Alasannya adalah:
- Tidak boleh leyeh-leyeh di jam kerja, artinya tidak terlihat sedang meletakan kepala di atas meja dengan badan membungkuk, atau duduk dengan posisi badan bersandar di kursi dan melorot ke depan. Alasannya karena tidak baik bila dilihat oleh tamu dari divisi lain yang sering melewati tempat kami bekerja. Bila terdapat waktu luang, kami diminta untuk membantu bagian lain yang pekerjaannya belum selesai atau membaca buku atau bahan bacaan yang dapat menambah ilmu yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Alasan tidak boleh tidur di jam istirahat karena orang yang baru bangun tidur akan sangat terlihat, sehingga tidak elok bila ada tamu yang datang kemudian melihat wajah karyawan yang baru saja bangun tidur.
Bila saat itu sudah ada smartphone, mungkin kami juga akan dilarang untuk bermain hape/gagdget di jam kerja *smile.
Seperti alasan yang diberikan atasan saya, yaitu tidak elok dilihat orang lain bila memanfaatkan waktu kerja dengan kegiatan bermalas-malasan, karena tempat kerja kami bisa dilewati divisi lain, maka begitu juga seharusnya dengan para anggota dewan yang bekerja di gedung DPR/MPR.
Karenatidak ada larangan media meliput kegiatan anggota dewan, termasuk saat sidang maka sudah sepatutnya para anggota dewan menjaga etos kerja yang baik, termasuk saat sidang. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, semua anggota dewan saat ini menjadi figur umum, yang sedikit saja melakukan kesalahan dapat langsung tersebar beritanya di media online dan direspon dengan cepat di media sosial.
Karena tidak ada larangan meliput berita kegiatan anggota dewan, tentu media cetak yang menayangkan gambar tersebut juga tidak dapat dipersalahkan, mungkin yang dapat menjadi koreksi adalah keterangan yang disampaikan, yaitu ‘bobo siang’ karena seharusnya lebih baik menggunakan kata ‘tampak tertidur’, sehingga yang diberitakan pun tidak merasa dihakimi langsung.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua anggota dewan, karena kamera mengintai kegiatan bapak dan ibu di gedung sana dansedikit kesalahan kecil bisa membuat bapak dan ibu menjadi berita. Selamat bekerja.
sumber gambar : atas-> merdeka.com
bawah - > kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H