Jauh sebelum munculnya pemberitaan mengenai seorang entertainer yang dilaporkan oleh dua orang lelaki muda karena kasus pelecehan seksual, saya sudah berniat ingin menulis mengenai LGBT ini. Namun, karena adanya beberapa even menulis grup obrolan dan dikejar target menuliskan cerita tentang Mey, maka niatan tersebut selalu tertunda, hingga akhirnya kemarin malam saya menemukan sebuah artikel dari kompasianer J yang mengaku bahwa dirinya seorang gay dan menggerakkan saya untuk menulis artikel ini.Â
Karena saya memiliki teman yang juga mengalami penyimpangan seksual, dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal tersebut maka saya pun menulis komen di artikel tersebut demikian.Â
"Thanks untuk sharingnya, kalau boleh tahu, sejak kapan mulai merasakan menyukai teman sejenis? Bagaimana awalnya? Saya sedang ingin menulis tentang ini, karena pengalaman 2 teman saya awal menjadi seperti ini berbeda-beda, ada yang sejak SMP dan ada setelah dewasa." Dan respons dari kompasianer J ini sangat baik, dan karena itu kami bisa berdiskusi panjang melalui direct message Twitter.
Saya tidak akan menuliskan secara rinci isi diskusi kami disini, tapi ada beberapa hal yang saya kira baik untuk saya bagikan, agar kita bisa lebih bijak menyikapi polemik ini.
Rentan pada Remaja.
Berikut adalah kutipan cerita teman saya, mengenai kapan dan penyebab bisa menyukai teman sejenis.
"Berawal waktu kelas 1 SMP, aku di ajak jalan jalan sama temen sekelas dan pulangnya kami (berempat) menginap di rumah tanteku. Ternyata teman-temanku ini sudah sangat mengenal seks, mereka mengajari aku bagaimana caranya Masturbasi hingga aku menemukan kenikmatan saat mencapai orgasme. Kerena keenakan akhirnya aku pun sering melakukan kegiatan masturbasi itu sendiri atau kadang dilakukan bergantian dengan teman ku, dan hal ini berlangsung sampai SMA. Waktu SMA aku pindah kota, di sana bertemu dengan seorang lelaki yang ternyata ‘gay’, Ia yang mengajari dan membuatku menjadi seperti sekarang ini. Hubunganku sama lelaki itu berlangsung sampai kuliah semester 1, tapi namanya sebuah hubungan, pastilah ada konflik,kami pun putus dan akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Jakarta sambil berharap bisa bertemu dengan pacarku yang dulu (perempuan). Tapi ternyata, aku di tolak karena dia sudah punya pacar. Setelah itu, aku menjalani hidup normal dan menikah dengan istriku sekarang.“
Pada cerita diatas disebutkan sejak SMP, dan ini sama dengan cerita Kompasianer J. Dari sini kita dapat melihat bahwanmasa remaja menjadi masa yang paling rentan untuk dipengaruhi hingga akhirnya seseorang mengalami penyimpangan seksual.Â
Mengapa kita lebih ‘khawatir’ pada remaja? karena masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, merupakan masa pencarian jati diri. Banyak perubahan yang terjadi di masa ini, baik perubahan fisik maupun kejiwaan, yang membuat tidak stabil, mudah terbawa arus lingkungan di sekitarnya dan belum mau berpikir dampak dari apa yang dilakukannya, yang terpenting mereka senang melakukan hal tersebut.
Â
Terpaksa dan Dipaksa